SOLOPOS.COM - Kondisi kakek satu kaki yang hidup sebatang kara di gubuk reyot di Purworejo. (Detik.com)

Solopos.com, PURWOREJO — Seorang pria tua bernama Santoso, 63, hidup sendirian di gubuk reyot di Purworejo, Jawa Tengah. Pria yang tinggal memiliki satu kaki itu tinggal dalam kondisi memprihatinkan karena tidak mampu bekerja lagi.

Kaki kanannya terpaksa diamputasi karena diabetes. Kini, dia terbaring lemah di dipan bambu di gubuk reyot di RT 002/RW 001, Desa Sumberrejo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Santoso atau yang akrab disapa Mbah Kasan itu tinggal di rumah warisan neneknya. Pria kelahiran 12 April 1958 itu dulu tinggal di sana bersama keluarga besarnya.

Kondisi rumah itu kini sangat mengenaskan. Lantainya masih berupa tanah, sementara dindingnya berupa anyaman bambu yang terlihat usang dan berlubang di sana-sini.

Baca juga: Ini Perancang Sirkuit Formula 1 & MotoGP Top Dunia, Mandalika Termasuk?

Mbah Kasan sudah tiga tahun hidup sebatang kara. Kakek, nenek, dan ayahnya telah lama meninggal. Sang ibu juga sudah meninggal tiga tahun lalu.

Sebagai anak tunggal, kini dia hidup sebatang kara karena belum pernah menikah. “Ya hidup sendiri, malam ya tidur sendiri, sudah biasa seperti ini,” ucap Mbah Kasan, seperti dikabarkan Detik.com, Minggu (3/10/2021).

Sebelum kakinya diamputasi, Mbah Kasan lumpuh sejak 1994. Hal itu membuatnya tidak bisa bekerja sebagai tukang reparasi elektronik yang sebelumnya dia geluti.

Sejak tiga tahun belakangan, dia mengidap penyakit kaki gajah ditambah diabetes. Hal itu membuat kondisinya semakin memprihatinkan dan tidak bisa melakukan apapun selain berbaring di ranjang.

“Awalnya dulu lumpuh sejak tahun 94, tidak tahu penyebabnya apa. Terus pas jalan, kaki saya seret-seret. Kaki kanan bengkak tambah besar, kata dokter dulu kena kaki gajah. Akhirnya telapak kaki kanan luka terus infeksi. Katanya malah kena penyakit gula dan harus diamputasi,” imbuhnya.

Baca juga: Ancaman Pantura Tenggelam, Jateng Belajar dari Belanda

Sampai saat ini bekas luka di kaki yang diamputasi itu belum mengering. Sungguh betapa malang nasibnya.

Guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, kakek tua itu dibantu oleh sepupunya, Kasiono. Sesekali ada tetangga yang datang memberikan bantuan.

Sementara itu menurut Kasiono, Mbah Kasan belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“(Bantuan) dari Pemkab belum ada, ya semoga ada perhatian dari pemerintah. Untuk pengobatannya kan dia mandiri, semoga ada bantuan untuk perawatannya dia sampai sembuh,” kata Kasiono.

Baca juga: Sirkuit Mandalika Lombok: Semua yang Terbaik di Dunia Ada di Sini

Kepala desa setempat, Erwan Yoga Sena, mengatakan sudah berupaya meringankan beban penderitaan kakek sebatang kara itu. Namun sampai saat ini belum ada donatur tetap.

“Bantuan materi mungkin sudah ada, namun belum ada donatur tetap. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Kemudian yang tak kalah penting adalah bantuan moral buat beliau,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya