SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><b>Solopos.com, NAIROBI &ndash;</b> Sejumlah warga negara di Afrika hidup di bawah garis kemiskinan, seperti dialami masyarakat Kenya. Menurut penilitan terbaru yang dilakukan lembaga penyantun anak-anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Unicef, menemukan fakta sejumlah wanita di Kenya dipaksa jual diri untuk mendapatkan produk saniter.</p><p lang="zxx">Diwartakan <i>Independent, </i><span>Sabtu (15/9/2018), sejumlah <a href="http://news.solopos.com/read/20180918/497/940359/95-warga-palestina-terluka-akibat-bentrok-dengan-israel">gadis</a> di Ibu Kota Kenya, Nairobi, terpaksa menjual diri demi mendapatkan pembalut. Dalam catatan Unicef, sekitar 65 persen wanita di perkampungan kumuh Kibera, dipaksa melakukan hubungan seksual dengan imbalan pembalut. Adapun 10 persen dari wanita tersebut masih gadis. </span></p><p lang="zxx"><span>Hasil penelitian dari Unicef juga menyebut sekitar 54 persen gadis Kenya kesulitan mendapatkan produk saniter. Sementara 22 persen anak perempuan usia sekolah harus berupaya secara mandiri untuk mendapatkan produk tersebut.</span></p><p lang="zxx"><span>K</span><span>epala urusan kebersihan Unicef di Kenya, Andrew Trevett, mengatakan, sejumlah <a href="http://news.solopos.com/read/20180918/497/940328/ini-pasangan-suami-istri-tertua-dunia">gadis</a> terpaksa diperlakukan tak senonoh dengan imbahan mendapatkan barang saniter. "Masyarakat Kenya mengandalkan alat transportasi berupa ojek yang disebut </span><i>boda bodas. </i><span>Para gadis terpaksa melayani nafsu bejat si tukang ojek demi diantarkan membeli pembalut di kota. Sebab, pembalut dan barang saniter lainnya jumlahnya terbatas dan tidak tersedia di desa tempat mereka tinggal," kata Andrew Trevett. </span></p><p lang="zxx"><span>"Ironisnya lagi, terkadang para gadis tidak memiliki uang untuk membayar ojek. Jadi, mereka terpaksa melayani nafsu seksual si tukang ojek. Apalagi jika mereka tinggal di desa terpencil yang tidak dilewati bus," sambung Andrew Trevett. </span></p><p><span lang="zxx">Pendidikan seksual, khususnya tentang menstruasi, bagi <a href="http://news.solopos.com/read/20180916/497/939999/badai-topan-mangkhut-di-filipina-renggut-25-nyawa">anak-anak</a> di Kenya memang masih minim. Hal tersebut menjadi masalah terbesar yang sedang diatasi Unicef. Badan amal PBB tersebut menemukan sekitar tujuh persen wanita di Kenya mengenakan ptongan kain, bulu ayam, hingga koran sebagai pembalut ketika menstruasi. Selain itu, sekitar 76 persen wanita di Kenya kesulitan mendapatkan air bersih untuk membersihkan diri, apalagi saat menstruasi.</span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya