SOLOPOS.COM - Kades Puhgogor, Bendosari, Sukoharjo, Sapta Dandaka (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO – Tiga hari setelah tragedi tewasnya Kepala Desa (Kades) Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Sapta Dandaka, 49, bersama anak dan istrinya, kondisi rumah sang kades di Ngesong RT 002/RW 002, Puhgogor, sepi.

Saat menyambangi rumah tersebut, Kamis (23/10/2014), tak terlihat aktivitas mencolok. “Keluarga Pak Kades sudah berdamai. Semua ikhlas,” kata tetangga Sapta, Waqiman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, tiap malam ada tahlilan dan doa bersama di rumah itu. “Acaranya sampai hari ketujuh,” lanjut Waqiman.

Diberitakan, tragedi tewasnya Kades Puhgogor, Sapta Dandaka, 49, bersama istri Titik Suryani, 40, dan putra mereka Dwi Pangestu, 12, Selasa (21/10/2104) pagi, membawa duka mendalam bagi Danie Sulistyaningrum. (Baca: Kades Puhgogor Kerap Bilang Ingin Bunuh Diri)

Sebelum gantung diri, diduga Sapta membunuh istri dan putranya yang masih berusia 12 tahun. Sapta pun meninggalkan surat wasiat buat Danie putri sulungnya. (Baca: Danie Menangis Histeris)

Saudara Titik Suryani, Suharno, ketika ditemui secara terpisah mengakui memang pihak keluarga berencana melakukan ruwatan.

Ritual itu sebagai upaya simbolik sekaligus permohonan agar rumah keluarga Sapta Dandaka dibersihkan dari segala marabahaya. Namun, terkait waktu pelaksananya, Suharno belum tahu secara.

“Sebagai warga Jawa, kita ingin membersihkan marabahaya yang ada di dalam rumah. Biasanya kalau ada peristiwa apa, orang Jawa kan melakukan ruwatan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya