SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pasca pembunuhan seorang guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Rela Bhakti II Wates, sekolah ini meliburkan siswanya hingga tiga hari ke depan.

Langkah sekolah ini dinilai dapat menjadi pereda trauma siswa, sembari menanti tindak lanjut dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY yang rencananya akan memfasilitasi psikolog.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Siswa kami liburkan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi psikologis, terutama untuk anak-anak yang melihat langsung kejadian tersebut,” ujar Kepala Sekolah SLB Rela Bhakti II Wates Mukharom kepada wartawan, Senin (5/5/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Mukharom mengatakan setelah libur, pada hari Kamis (8/5), rencananya sekolah akan melakukan deteksi psikologis kepada para siswa.

Apabila ditemukan masih ada siswa yang trauma dengan peristiwa tersebut, maka pihak sekolah akan tetap memberi kesempatan pada anak untuk belajar di rumah. Hari pertama kegiatan belajar mengajar di sekolah yang memiliki 45 murid ini nantinya tidak akan langsung ke materi pelajaran.

“Fokus pemulihan yang akan diberikan ada dua cara yakni secara psikologis dan spiritual. Kami akan memberikan kegiatan yang menyenangkan untuk mereka, seperti permainan dan kegiatan menyenangkan lainnya. Sambil menunggu fasilitas dari dinas [Disdik] yang akan mendatangkan psikolg,” papar Mukharom.

Pentingnya pemulihan psikologis para siswa di sekolah ini juga dinilai penting oleh Anggota Komisi IV DPRD Kulonprogo. Kadiyono, salah satu anggota Komisi IV mengatakan pemulihan psikologis oleh psikolog akan dapat membantu mengobati trauma anak.

“Ini pembelajaran juga untuk sekolah. Bila perlu bimbingan konseling itu jangan hanya untuk anak didik tetapi juga dilakukan pada pendidik.  Pemerintah juga harus memperhatikan karakter dan sisi moral dari para pendidik,” jelas Kasdiyono saat berunjung ke SLB Rela Bhakti II Wates.

Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Pendidikan  Dasar (Dikdas) Disdikpora DIY, Didik Wardoyo mengatakan pihaknya mengumpulkan kepala sekolah dari seluruh sekolah negeri, terutama yang memiliki psikolog.

Sejumlah sekolah yang dikumpulkan tersebut nantinya akan diarahkan untuk membantu trauma healing bagi para siswa ini. Fasilitasi psikolog ini tidak hanya ditujukan pada anak, tetapi juga kepada para pendidik, agar semua kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal.

“Kami turut prihatin dengan kondisi ini. Ke depan kami tetap akan memberikan pembinaan kepada anak-anak tersebut,” tandas Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya