SOLOPOS.COM - Angeline (kanan) bersama ibu angkatnya Margriet (tengah) dan kakak angkatnya Christina (kiri). (Twitter.com)

Tragedi pembunuhan Angeline membuat salah satu gurunya sulit melupakan Angeline.

Solopos.com, DENPASAR — Salah satu guru Angeline yang juga wali kelas IIB SDN 12 Sanur, Bali, Putu Sri Wijayanti mengaku tak akan pernah melupakan Angeline.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Sri Wijayanti tidak meyangka hidup Angeline akan berakhir lewat pembunuhan tragis seperti itu. Saat ditemukan, sekujur tubuh Angeline dipenuhi luka lebam, luka sundutan rokok, bahkan jeratan tali di lehernya. [Baca juga: Mensos Sebut Adopsi Angeline Ilegal]

“Satu kenangan yang tidak dapat saya lupakan selama dia menjadi anak didik saya dan mungkin tidak bakal saya lupakan seumur hidup saya,” kata Sri, di ruangannya, di Sanur, Bali, sebagaiman dilansir Liputan6, Jumat (12/5/2015). [Baca: Nyanyian Sendu Glenn Fredly Iringi Angeline]

“Wajahnya itu selalu terbayang. Wajahnya ayu dan sendu,” lanjut Sri dengan tatapan mata nanar.

Kejadian yang paling diingat Sri adalah saat mengantarkan Angeline pulang ke rumahnya. Sedikit terisak-isak, ia menuturkan bocah yang diadopsi Margriet Megawe sejak umur tiga hari ini kerap tidak mau masuk ke dalam meski sudah sampai di depan rumahnya. [Baca juga: P2TP2A: Agus Hanya Disuruh Menguburkan Jenazah Angeline]

“Ketika saya mengantarkan Angeline pulang bersama anak saya, dia duduk di belakang anak saya dan saya di belakang. Tasnya saya sangkutkan di tangan saya,” kata Sri. [Baca: Begini Kesaksian Ibu Angkat dan Keluarga Angeline]

“Saya enggak bakal lupa saat dia [Angeline] saya tawarkan antar pulang. Dia hanya diam saja dan mengangguk. Bahkan saat rumahnya sudah terlewat, Angeline hanya diam,” ujar Sri sembari menyeka air matanya.

Kini, Sri hanya mampu berharap Angeline tenang dan bahagia di alam baka, Sri juga berharap kasus ini diusut tuntas.

“Selama ini Angeline tidak ceria. Semoga sekarang Angeline bahagia bersama teman-teman barunya. Saya harap pembunuh Angeline dihukum seberat-beratnya,” tandas Sri.

Sementara itu, pihak kepolisian Bali masih terus melakukan penyidikan. Ada sejumlah temuan yang akan didalami kepolisian.

“Percikan darah di kamar Agus dan percikan darah di tisu yang ada di kamar Margriet tapi di tisu akan kita uji DNA,” kata Agung Made Sudana, sebagaimana dilansir Detik, Sabtu (13/6/2015).

Hasil tes psikologis ibu angkat Angeline, Margriet, yang menunjukkan janda tersebut psikopat juga akan menjadi materi penting dalam penyelidikan polisi. Hal tersebut diungkapkan Kapolda Bali Irjen Ronny F Sompie.

“Iya, dari hasil tes psikiatri, kalau zaman dulu disebutnya psikopat,” ujar Ronny.

Ronny mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tidak ada gangguan jiwa terhadap Margriet. Ia bisa mempertanggungjawabkan apapun yang dilakukan.

“Psikopat itu menurut dokter psikiater, bisa mempertanggungjawabkan setiap hal yang dilakukan. Ini dia bisa,” tutur Ronny.

Hanya saja, kata Ronny, bukan berarti Margriet terlibat dalam pembunuhan keji itu. Untuk memastikannya, petugas masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Hingga saat ini setidaknya 13 orang saksi telah diperiksa. Sementara tersangka pembunuhan yang telah ditetapkan baru satu orang, yaitu Agustinus yang merupakan mantan pembantu rumah tangga keluarga Margriet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya