SOLOPOS.COM - Petugas Laboratorium Forensik (Labfor) dan Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Polri melakukan proses identifikasi di kawasan rumah Angeline di Jalan Sedap Malam, Kota Denpasar, Bali, Kamis (11/6). Identifikasi dan pra-rekonstruksi tersebut dilakukan untuk mengetahui proses tewasnya Angeline (8). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Tragedi pembunuhan Angeline kian menunjukkan keterlibatan Margareth Megawe, ibu angkat Angeline, dalam kasus ini.

Solopos.com, DENPASAR — Ibu angkat Angeline, Margareth Megawe, sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dalam kasus pembunuhan Angeline. Namun status tersangka Margareth bukan karena terlibat pembunuhan, melainkan karena tuduhan penelantaran anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tuduhan penelantaran anak yang dikenakan terhadap Margareth Megawe ini membuat lawyer (P2TP2A) Denpasar, Siti Sapura, kecewa. Menurutnya, hal ini ganjil karena ibu angkat Angeline ini mengaku tidak tahu bocah delapan tahun ini dibunuh dan dikuburkan di belakang rumahnya sendiri.

“Saya sangat kecewa. Saya dari awal mendalami kasus ini. Dulu saat belum ditemukan, satu nyawa saja, kita berpikir dia masih hidup atau tidak. Lalu setelah diketahui dia tewas, siapa yang bunuh Angeline, apakah Margareth tidak tahu? Ini luar biasa,” ujar Siti Sapura dalam dialog via telepon yang ditayangkan TV One, Minggu (14/6/2015) siang.

Pascapenetapannya sebagai tersangka, Margareth digelandang ke Mapolda Bali pada Minggu sekitar pukul 05.00 Wita.

Siti Sapura menyayangkan polisi begitu lamban dalam mengungkap kasus ini. Mestinya, menurut Siti, polisi sudah bisa menemukan jenazah Angeline lebih awal jika mau menyisir ke dalam rumah Margareth sejak awal. Begitu pula dengan pria berinisial AA yang kini sudah ditangkap polisi.

“Saya dari awal sudah minta pada teman-teman [penyidik] di lapangan. Saat saya melihat ada bahasa tubuh yang saya tangkap, saya bilang ‘Pak, tolong interogasi laki-laki itu. Dari pertama kalau saya masuk rumah, dia selalu memata-matai saya,” kata Siti.

Menurut Siti, dia sudah menghadap polisi dan meminta agar AA diperiksa. Saat dia tanya belakangan, ternyata orang itu belum diperiksa dan polisi baru bertindak. “AA adalah orang kepercayaan Margareth, sangat leluasa keluar masuk.”

AA adalah rekan Agustai Hamdai yang sebelumnya telah mengaku membunuh Angeline (belakangan mengaku hanya mengubur Angeline). Sosok AA yang berkulit hitam dan bertato itu berasal satu kampung dengan Agus, yaitu Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya