SOLOPOS.COM - Angeline (Twitter)

Tragedi pembunuhan Angeline tetap memunculkan dugaan ada pelaku lain di samping tersangka.

Solopos.com, JAKARTA — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai Margareth, ibu angkat Angeline, terlalu temperamental dan tertutup saat diminta informasi terkait hilangnya siswi sekolah dasar tersebut.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Saat saya mendatangi kediaman Angeline, ibu angkat korban sangat temperamental dan tertutup,” Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Arist Merdeka Sirait, di Instalasi Kamar Jenazah RSUP Sanglah Denpasar, Jumat (12/6/2015).

Arist Merdeka Sirait menuturkan saat melakukan kunjungan ke rumah ibu angkat korban, di Jl. Sedap Malam, Minggu (24/5/2015) lalu itu, pihaknya sempat tidak diizinkan untuk melihat lokasi halaman belakang rumahnya dan diarahkan ke kamar Angeline. Belakangan, diketahui halaman belakang itu merupakan tempat penguburan jenazah Angeline.

Saat KPAI menanyakan keberadaan Angeline saat itu, lanjut dia, Margareth secara spontan mengatakan anaknya masih berada di Denpasar. “Secara spontan Margaretha mengakui sangat sulit menemukan Angeline,” ujarnya.

Dengan adanya kejanggalan itu, pihaknya langsung menyampaikan kepada Kepala Polda Bali, Irjen Pol. Ronny Sompie. Kemudian, informasi KPAI itu langsung dilakukan pengembangan dan penyelidikan sesuai dengan keterangan warga maupun investigasi kepolisian yang mendatangi ibu kandung korban di Banyuwangi.

Selain itu saat dimintai informasi, paparnya, Margaretha mengatakan orang yang terlibat dalam pembunuhan Angeline akan diberikan hukuman setimpal (dibunuh).

Namun, pihaknya saat itu terfokus untuk menemukan Angeline dalam kondisi selamat bersama Polda Bali. “Saya merasa ada upaya menghalang-halangi dari Ibu angkat korbam saat kami mendatangi kediaman korban,” ujarnya.

Pihaknya menduga ada upaya persekongkolan jahat yang dilakukan lebih dari satu orang. “Namun, saya tidak dapat menuduh seseorang dan hanya menilai dari praduga tidak bersalah,” ujarnya.

Sebelumnya, di Twitter, akun Rudi Valinka, @kurawa, berkicau panjang tentang dugaannya terkait tewasnya Angeline. Akun @kurawa menduga pembunuh Angeline lebih dari satu orang dan kematian itu merupakan ujung dari sebuah proses penyiksaan. Dia juga mengaitkan penyiksaan itu dengan kondisi ekonomi keluarga angkat Angeline.

Akun @kurawa pun mengkritik kesimpulan Polresta Denpasar bahwa Angeline dibunuh oleh sang pembantu untuk menutupi kejahatan seksualnya. “Semoga org indonesia gak bodoh ???? ngandalin pengakuan lagi?” kicaunya, Rabu (10/6/2015) malam.

“Kalo polisi hanya mengandalkan pengakuan seseorang.. maka sesungguhnya kita spt hidup diakhirat dimana semua manusia tdk mungkin bohong. Good!! mostly followers gue kritis.. gitu dong gue nyimak aja sama yg kasih info kejanggalan2nya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya