SOLOPOS.COM - Seorang relawan memasang pengumuman anak hilang di ruas Jalan Sedap Malam, Kota Denpasar, Bali, Rabu (3/6/2015). Pencarian anak hilang yang diikuti oleh puluhan relawan dari berbagai organisasi sosial tersebut dilakukan untuk mencari Angeline, anak berusia 8 tahun yang hilang dari rumah sejak 16 Mei 2015. (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Tragedi pembunuhan Angeline terus menimbulkan pertanyaan baru.

Solopos.com, DENPASAR — Tersangka pembunuh Angeline, Agustae Hamdai alias Agus, mengungkapkan alasannya melakukan penganiayaan yang berujung pembunuhan gadis berusia 8 tahun itu. Keterangannya kali agak berbeda dari yang pernah disebutkan sebelumnya oleh Polresta Denpasar.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Melalui kuasa hukumnya, Haposan Sihombing, Agus mengaku alasannya menganiaya Angeline adalah karena kesal dimarahi oleh Margareth, ibu angkat Angeline. “Jadi waktu itu, kata mamah [Margareth] ke Agus, ‘kamu enggak becus’. Agus menjawab ‘masak’. Dia langsung mengambil Angeline,” kata Haposan seperti ditayangkan Kompas TV, Jumat (12/6/2015).

Dengan alasan emosional, saat itu Agus memutuskan untuk melampiaskan kekesalan kepada Angeline. “Agus melakukan pelecehan sepekan sebelum pembunuhan di lantai dua rumah Margareth,” sambungnya.

Saat ditemukan, jenazah Angeline ditemukan bersama dengan boneka dan tali. Namun soal asal usul tali, data yang dikemukakan juga ada perbedaan. Menurut Agus melalui kuasa hukumnya, tali tersebut didapatkan dari kamarnya sendiri. Versi lain, tali tersebut didapatkan dari kamar Margareth.

Sebelumnya, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Anak Agung Gede Sudana, dalam wawancara live di TV One, Rabu (10/6/2015) malam, mengatakan motif penyiksaan yang berujung pembunuhan ini hanya untuk menutupi kejahatan seksual Agus terhadap Angeline.

“Agus pernah melakiuan perbuatan tidak senonoh terhadap Angeline. Ada kejahatan seksual. Takut ketahuan sehingga hal itu terjadi,” kata Agung.

Polisi mengakui Agus sempat dimarahi Margaret dan diusir dari rumah. Agus mengaku sempat mendapat ancaman dari Margareth sehingga melapor ke Polsek setempat. Namun menurut Kapolresta, hal itu terkait kunjungan Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait, ke rumah itu beberapa waktu lalu.

“Waktu itu ada kunjungan dari Pak Arist, ada hal yang disampaikan beliau sehingga ibu [Margareta] marah. Ancaman itu diberikan kepada agus yang baru bekerja sebulan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya