SOLOPOS.COM - Seorang relawan memasang pengumuman anak hilang di ruas Jalan Sedap Malam, Kota Denpasar, Bali, Rabu (3/6/2015). Pencarian anak hilang yang diikuti oleh puluhan relawan dari berbagai organisasi sosial tersebut dilakukan untuk mencari Angeline, anak berusia 8 tahun yang hilang dari rumah sejak 16 Mei 2015. (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Tragedi pembunuhan Angeline semakin terang dengan bukti-bukti baru yang bermunculan.

Solopos.com, DENPASAR — Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, dan Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Komnas PA Naomi Werdi Sastro menyatakan polisi telah memiliki bukti baru terkait kasus pembunuhan Angeline.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Naomi mengatakan, saat ke tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Angeline di Jl. Sedap Malam, Sanur, Denpasar, bersama tim Mabes Polri menemukan bercak darah di kamar tersangka Agus dan Margareth, ibu angkat Angeline.

“Kami tidak bisa menyebutkan lebih spesifik di mana tepatnya darah itu. Tapi yang jelas kami menemukan bukti baru, bahwa ada darah di kamar si pelaku dan ibu angkat Angeline,” jelasnya, di Denpasar, Jumat (12/06/2015), dikutip Solopos.com dari Okezone.

Sayangnya, Naomi tidak mau menyebutkan di mana saja tepatnya darah itu, apakah di dinding, di lantai, atau di pintu kedua kamar itu. “Yang berhak mengatakan penemuan baru ini adalah pihak kepolisian. Maaf kami tidak bisa memberitahukan pastinya,” ujar perempuan berambut pendek ini.

Seperti diketahui, hingga saat ini Polda Bali baru menetapkan Agus sebagi pelaku pembunuhan Angeline. Sementara Margareth, ibu angkat Angeline hanya ditetapkan sebagai saksi.

Angeline menghilang sejak 16 Mei 2015 tepatnya pada pukul 15.00 Wita. Setelah Angeline menghilang Margaret mengumumkan anaknya yang diambil dari Rosidik dan Hamidah ke media sosial dan membuat sayembara akan memberikan uang kepada siapa saja yang menemukan Angeline.

Pada Rabu (10/6/2015), Angeline ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dan mengenaskan. Kurang dari 24 jam, Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Anak Agung Gede Sudana, Rabu (10/6/2015) malam di TV One, langsung menyimpulkan bahwa Angeline dibunuh Agus.

Di Twitter, akun Rudi Valinka, @kurawa, berkicau panjang tentang dugaannya terkait tewasnya Angeline. Akun @kurawa menduga pembunuh Angeline lebih dari satu orang dan kematian itu merupakan ujung dari sebuah proses penyiksaan. Dia juga mengaitkan penyiksaan itu dengan kondisi ekonomi keluarga angkat Angeline.

Kesimpulan Kapolresta Denpasar itu pun dipertanyakan. “Semoga org indonesia gak bodoh ???? ngandalin pengakuan lagi?” kicaunya @kurawa, Rabu malam. “Kalo polisi hanya mengandalkan pengakuan seseorang.. maka sesungguhnya kita spt hidup diakhirat dimana semua manusia tdk mungkin bohong. Good!! mostly followers gue kritis.. gitu dong gue nyimak aja sama yg kasih info kejanggalan2nya.”

Menurutnya, ada kemungkinan penyiksaan Angeline tidak dilakukan sejak lama, melainkan sejak keluarga mengalami kesulitan keuangan. “Kalo polisi sedikit mau telusuri gue duga ada faktor hutang besar si ibu utk menghidupi keluarga ini.. perubahan sikap ke angeline dimulai. Dari pengakuan tetangga keluarga angeline bisa dipastikan penyiksaan ke angeline bukan dilakukan sejak lama.. guru2 disekolah pun begitu,” kicau @kurawa, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya