JOGJA — Mahasiswa Timor Leste yang berpesta lapen pada Jumat (23/2/2013) sejak awal tidak menduga jika lapen yang mereka minum diduga dicampur deterjen dan cairan pemberantas nyamuk.Akibatnya, setelah meminum sebanyak enam mahasiswa harus dirawat di rumah sakit, delapan rawat jalan, dan satu meinggal dunia.
Menurut salahs eorang mahasiswa Riberio, tidak ada yang aneh dengan lapen tersebut. Selain sudah terbiasa dengan aroma lapen, warna dan rasanya tidak berbeda. Hanya saja, saat pagi bangun, tubuh terasa letih.
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
“Itu tidak seperti biasanya. Biasanya, habis minum bangun tidur badan fit. (lapen) Yang ini malah tubuh terasa capek,” ujar Riberio.
Riberio menambahkan, dia menerima kabar kematian Arindu pada Minggu kemarin. Saat mendengar kabar tersebut, bersama teman-temannya mereka juga ikut memeriksakan diri.
“Soalnya, kata dokter, otak kepala Arindu sudah hampir pecah. Soalnya, yang diminum kami bukan lapen. Itu dicampur deterjen, autan dan baygon,” tukasnya.
Akibat mengonsumsi lapen, belasan mahasiswa asal Timor Leste dirawat di rumah sakit Bethesda Jogja. Satu orang meninggal dunia, enam dirawat inap dan delapan lainnya harus menjalani rawat jalan.
Meski sempat dirawat di ruang Intermediate Medical Care (IMC) RS. Bethesda, sejak Sabtu (24/2/2013) malam, nyawa Arindu Do Santos, warga Timor Leste, tidak tertolong. Arindu meninggal pada Minggu (24/2/2013) pagi setelah pesta minuman keras (miras) jenis lapen.