SOLOPOS.COM - Francesco Schettino (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Gregorio De Falco (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

ROMA – Tak habis-habisnya aneka kisah seputar tragedi kandasnya kapal pesiar mewah Costa Concordia di lepas pantai barat Italia akhir pekan lalu bermunculan. Salah satunya terkait sang kapten kapal nahas itu, Francesco Schettino. Setelah dijadikan bulan-bulanan kecaman media lantaran dianggap pengecut karena meninggalkan kapalnya sementara proses evakuasi dan pencarian penumpang masih berlangsung, penolakannya untuk kembali ke kapal juga jadi cerita yang ramai.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Penolakan itu terdengar jelas dalam salah satu rekaman yang menurut koran Corriere della Sera diambil dari percakapan radio antara Penjaga Pantai Italia dengan Schettino yang sudah berada di dalam sekoci penyelamat. “Dengar
Schettino, mungkin kau berhasil menyelamatkan dirimu sendiri, tapi aku akan membuatmu tampak buruk. Kau harus menebusnya. Sialan, kembali ke kapal,” seru seorang petugas Penjaga Pantai, yang belakangan diidentifikasi bernama Kapten Gregorio Maria De Falco.

Schettino kemudian terdengar menolak. “Tak sadarkah Anda ini sudah gelap dan kita tak bisa melihat apa pun?” katanya. De Falco pun menyemprotnya lagi. “Jadi apa kau mau pulang ke rumah, Schettino? Ini sudah gelap dan kau mau pulang? Kembali ke haluan kapal yang ada tangganya dan bilang padaku apa yang harus dilakukan, berapa banyak orang di sana dan apa yang dibutuhkan! Sekarang!” bentak De Falco.

Francesco Schettino (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Jadilah De Falco pahlawan baru yang menyeruak dari tragedi maritim terburuk Italia itu, sementara Schettino jadfi pecundangnya. Istilah dalam bahasa Italia yang dipakai De Falco saat mengumpat dan menyuruh Schettino kembali ke kapal “Vada a bordo, cazzo!” atau kalau dalam bahasa Jawa Timuran mungkin bisa diterjemahkan menjadi “Kembali ke kapal, diancuk!” bahkan sudah dijadikan tulisan di kaus-kaus yang cukup laku dijual.

“Dua orang … dua kisah, yang satu mempermalukan kita, yang satu menebusnya. Terima kasih Kapten De Falco, negeri kita butuh banyak orang seperti Anda,” tulis Corriere della Sera. Sebuah tajuk di koran La Stampa menyebut Schettino “mengisi kekosongan panggung hina dan penuh kebohongan yang ditinggalkan Berlusconi,” mengacu pada mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi yang sepanjang masa pemerintahannya diwarnai aneka skandal.

De Falco, 48, yang disebut lebih mirip pelayan senior rumah makan mewah ketimbang pahlawan yang memikat cewek, menanggapi dengan sangat rendah hati puji-pujian yang diarahkan kepadanya. “Saya bukan pahlawan,” ujarnya kepada wartawan saat memasuki pengadilan yang menangani penyelidikan kasus ini, di mana Schettino yang kini dalam tahanan rumah didakwa melakukan pembunuhan, menyebabkan kapal karam dan meninggalkan tugas diperiksa.

Dari aneka komentar pujian bagi De Falco yang mengalir di akun-akun Twitter, Facebook dan situs jejaring sosial lainnya, mungkin salah satu yang paling menyentuh adalah apa yang dikatakan seorang anak, Salvatore Garzillo. “Besok kalau ada orang yang bertanya mau jadi apa aku kalau besar, aku akan menjawab ‘Jadi orang seperti De Falco.'”

JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya