SOLOPOS.COM - Para pengunjung semua umur memadati pemandian Sendang Kun Gerit, Desa Jatibatur, Gemolong, Sragen, saat momentum padusan, Rabu (22/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Pengunjung Sendang Kun Gerit yang terletak wilayah Dukuh Kun Gerit, Desa Jatibatur, Gemolong, Sragen, membeludak pada momentum padusan menjelang Ramadan, Rabu (22/3/2023).

Hingga pukul 12.00 WIB, jumlah pengunjung mencapai 2.200 orang. Jumlah pengujung setengah hari itu lebih banyak dari kunjungan pada Minggu (19/3/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para pengunjung didominasi anak-anak dan remaja, meskipun tak sedikit orang dewasa yang ikut berenang. Para pengunjung tak hanya dari lingkungan wilayah Sragen dan sekitarnya. Sejak diresmikan Bupati Sragen pada 3 Maret 2023, pengunjung dari luar Sragen mulai berdatangan, seperti dari Sukoharjo, Boyolali, Solo, dan Grobogan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Rekor kunjungan terbanyak itu pada Tahun Baru 2023, sehari mencapai 3.150 orang. Hari ini (Rabu) belum tutup. Harapannya pengunjung bisa melebihi rekor Tahun Baru,” ujar Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Rejeki Jatibatur, Sugiman Totok, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu siang.

Totok, sapaan akrabnya, menyampaikan promosi momentum padusan itu hanya dilakukan lewat Instagram dan Facebook. Dia mengatakan pengunjung paling dominan memang masih Sragen dan Boyolali, meskipun sejak peresmian itu banyak juga pengunjung dari Sukoharjo, Grobogan, dan Karanganyar.

Totok memanfaatkan momentum padusan itu untuk meluncurkan atraksi wahana permainan Kun Gerit Land seluas 2.500 meter persegi. Wahana permainan itu menyediakan sarana all terrain vehicle (ATV) sebanyak enam unit dan trail sebanyak empat unit. Meskipun baru dibuka, wahana permainan sudah antre pengunjung. Padahal harga tiketnya Rp10.000 per orang.
“Mulai Puasa nanti kami buka untuk ngabuburit mulai tanggal 30 Maret 2023. Awal Ramadan kami gunakan untuk pemelihataan pemandian. Nanti selama Puasa tetap buka sampai jam 16.00 WIB Habis itu baru mulai ngabuburit. Nanti ada stand yang dibuka untuk takjil,” jelasnya.

Salah seorang pengunjung, Aji Bayu, 20, datang bersama ibunya untuk melaksanakan padusan. Aji yang tinggal di wilayah Gemolong, Sragen, sudah empat kali datang ke Sendang Kun Gerit karena dekat. Dia mengayakan biasanya kalau padusan di Dung Jengglong, Miri, tetapi sekarang tidak ramai.

“Ada 10 orang yang bareng-bareng ke Sendang Kun Gerit ini. Saya diajak ke Klaten kuga, tapi pilih sini karena dekat dan tiketnya murah, hanya Rp5.000 per orang. Tadi saya mandi. Ibu juga mandi meskipun usianya sudah 40-an,” ujarnya.

Kunjungan di Sendang Kun Gerit ini mengalahkan kunjungan di objek wisata milik Pemkab Sragen, seperti Kolam Renang Katika dan Pemandian Air Hangat Bayanan, Sambirejo. Penanggung Jawab Objek Kolam Kartika Sragen, Ponang, mengatakan kunjungan di Kolam renang Kartika pada momentun padusan sebanyak 150 orang saat siang hari. Dia mengatakan jumlah pengunjung itu sudah naik tiga kali lipat karena pengunjung harian sebanyak 50 orang.

“Kunjungan hari ini lebih sedikit daripada kunjungan Minggu kemarin yang mencapai 200 orang. Semoga terus bertambah pengunjungnya. Pengunjung 150 orang belum sampai sore,” katanya.

Penanggung Jawab Objek Bayanan, Yanuar, mengatakan momentum padusan di Bayanan seperti hari biasa, memang sejak dulu seperti itu. “Padusan enggak pernah ramai. Pengunjungnya kurang 100 orang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya