SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

NGAPEMAN - Para kerabat Paku Alaman ikuti tradisi Ngapem dalam memperingati Tinggalan Dalem KGPAA Paku Alam IX, Senin (30/1/2012) di bangsal Batikan, Pura Paku Alaman. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

JOGJA-Keluarga Pura Paku Alaman gelar peringatan Tinggalan Dalem KGPAA Paku Alam IX yang ke 76 dalam penanggalan Jawa. Peringatan ini diawali dengan tradisi Ngapem, Senin (30/1) pagi ini.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Tradisi ini dilakukan oleh para kerabat Paku Alaman, dari adik-adik Paku Alam IX hingga anak dan menantu yang kesemuanya perempuan. Menurut BRAy Atika Suryodilogo, menantu dari anak pertama Paku Alam, tradisi ini dilakukan oleh para perempuan.

“Karena tradisi ini dilakukan di bangsal Batikan, yaitu bangsal keputren. Jadi laki-laki memang tidak diperkenankan masuk,” ujar Atika kepada Harian Jogja.

Tradisi ini sudah dilakukan setiap tahun dan secara turun menurun. Atika menambahkan proses satu hari ini membuat apem dan malam harinya membuat dua tumpeng dan satu ingkung.

“Nah, besok paginya apem dan tumpeng ini akan dibagikan ke masyarakat. Satu tumpeng di bangsal dan satu lagi di Masjid Besar Paku Alaman,” paparnya.

Selain tumpeng dan apem, dalam tradisi ini juga dibuatkan dua macam ketupat. Ketupat Sido Lingguh dan ketupat yang biasa disajikan saat perayaan idul fitri. Menurut Atika, tradisi Ngapeman ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.

“Ini hanya sebagai wujud rasa syukur saja. Karena Paku Alam selalu diberi kesehatan hingga umurnya yang kesekian,” pungkasnya.

JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya