SOLOPOS.COM - Ilustrasi tradisi buka luwur di Jepara. (JIBI/Solopos/Antara)

Tradisi masyarakat Kudus Ritual Luwur diikuti ribuan warga.

Kanalsemarang.com, KUDUS – Ribuan warga dari sejumlah daerah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memadati kompleks Makam Sunan Kudus, Jumat, untuk memperebutkan nasi uyah asem pada ritual Buka Luwur.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Tradisi Buka Luwur yang diselenggarakan setiap 10 Muharam atau Jumat (23/10/2015) merupakan ritual untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.

Ribuan warga yang antre mendapatkan nasi uyah asem sudah memadati kompleks Makam Sunan Kudus sejak pukul 04.00 WIB dengan harapan tidak perlu berdesak-desakan mendapatkan nasi uyah asem.

Warsinah, warga Kecamatan Nalumsari, Jepara, mengaku baru antre sejak pukul 06.00 WIB, meskipun warga lainnya sudah ada yang antre sejak pukul 04.00 WIB untuk mendapatkan sebungkus nasi uyah asem.

“Tahun lalu hujan, sedangkan hari ini [Jumat] tidak hujan sehingga banyak warga yang ikut mengantre,” ujarnya.

Sebungkus nasi uyah asem yang diperoleh tersebut, katanya, akan dibawa pulang untuk dikonsumsi bersama anggota keluarganya.

Ia berharap, dengan menyantap nasi tersebut bisa mendatangkan berkah bagi keluarganya.

Suliyah, warga Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kudus, mengaku, rela berdesak-desakan bersama anaknya yang masih duduk di kelas dua SD demi mendapatkan nasi uyah asem.

Untuk mengantisipasi antrean panjang, panitia bersama polisi dan TNI ikut mengatur antrean warga agar tidak berdesak-desakan dalam mendapatkan nasi uyah asem.

Selain itu, panitia Buka Luwur berupaya mengatur warga yang antre agar tidak berdesak-desakan dengan membagi antrean dari sepanjang Jalan Menara menjadi dua antrean khusus untuk laki-laki dan perempuan.

Untuk antisipasi warga pingsan, panitia menyiapkan posko kesehatan lengkap dengan tim medis.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan mengungkapkan, jumlah nasi bungkus yang disediakan berjumlah 27.200 bungkus untuk umum.

Sementara nasi buka luwur yang dikemas dengan keranjang berjumlah 2.022 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.

Nasi bungkus yang disediakan terdiri dari dua jenis, yakni nasi jangkrik goreng dan uyah asem (jawa).

Menu nasi uyah asem meliputi, daging kerbau tanpa kuah, sedangkan menu nasi jangkrik goreng dilengkapi kuah tetelan daging kerbau.

“Khusus untuk umum hanya disediakan nasi uyah asem tanpa kuah agar tidak basi,” ujarnya.

Jumlah beras yang dimasak mencapai 10,6 ton, serta hewan kerbau sebanyak 10 ekor dan kambing sebanyak 65 ekor.

Pada musim kemarau ini, kata dia, panitia sempat mengalami kesulitan dalam mendapatkan daun jati untuk bungkus nasi, sehingga sebagian dikombinasi dengan plastik.

Tradisi Buka Luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung ratusan tahun silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya