SOLOPOS.COM - Suasana diskusi peluang usaha di bidang budaya Jawa itu diulas dalam sebuah diskusi bertajuk, Telaah Pustaka Budaya Jawa di Ruang Seminar Lantai Ketiga Gedung Grhatama Pustaka Jalan Janti, Banguntapan, Bantul, Kamis (27/4/2017). (Sunartono//JIBI/Harian Jogja)

Peluang usaha dapat dimulai dari tradisi jawa

Harianjogja.com, BANTUL — Kekayaan tradisi budaya Jawa yang terangkum dalam berbagai pustaka rupanya bisa menjadi peluang usaha tersendiri. Upacara pengantin, menjadi salahsatu dari sekian banyak tradisi Jawa yang bisa menjadi objek berwirausaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peluang usaha di bidang budaya Jawa itu diulas dalam sebuah diskusi bertajuk, Telaah Pustaka Budaya Jawa di Ruang Seminar Lantai Ketiga Gedung Grhatama Pustaka Jalan Janti, Banguntapan, Bantul, Kamis (27/4/2017). Bahasan itu dikerucutkan dengan tema Wirausaha dalam Bidang Budaya Jawa. Diskusi itu dihadiri puluhan praktisi, mulai dari pemerintahan, mahasiswa, kalangan pemuda hingga pelajar SMA.

Suwarna yang juga Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY) menjelaskan, pemerintah dalam menyiapkan lapangan kerja tak sebanding dengan pertumbuhan tenaga kerja, sehingga memunculkan banyak pengangguran. Salahsatu unsur yang bisa menjadi peluang usaha adalah bidang kebudayaan. Ia mencontohkan pada potensi usaha khusus untuk upacara pengantin Jawa.

“Angkatan kerja terus bertambah, sementara pembukaan lapangan kerja oleh pemerintah sangat sedikit,” ungkapnya dalam diskusi kemarin.

Berdasarkan pengamatan, kata dia, banyak alasan pembukaan bisnis upacara pengantin yang memiliki peluang bagus. Karena, semakin banyak masyarakat yang tidak memahami tata cara upacara pengantin, serta semakin sibuknya seseorang sehingga tidak sempat mengurus upacara pengantin putra dan putrinya. Tak terkecuali selama masih ada orang hidup di dunia, maka akan ada upacara pengantin termasuk menjadi salahsatu alasan prospek bisnis tersebut.

“Apalagi upacara pengantin saat ini cenderung pada pelestarian budaya walau tidak meninggalkan tradisi pakem. Banyaknya gedung, hotel maka profesional wedding ini semakin diperlukan,” kata dia.

Adapun bidang wirausaha upacara pengantin ini sangat bermacam. Mulai dari rias pengantin, katering, dekorasi, gedung, desainer busana, penjahit busaran, properti untuk upacara, dokumentasi, pranataacara organizer dan lainnya.

Suwarna menambahkan, untuk memulai usaha ini harus menguasai kompetensi usaha yang dibutuhkan, menjalin mitra, mencari posisi strategis, berkemampuan negoisasi dan memahami analisis pasar. “Misal analisis pasar, kalau dulu upacara pengantin kan pada bulan-bulan tertentu saja. Tetapi sekarang, hampir sepanjang tahun ada wedding event. Hanya ada dua yang tidak, yaitu bulan Ramadhan dan Sura,” kata dia.

Sementara Sayuti Anggoro Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Semarang memberikan ulasan tentang kearifan lokal Jawa sebagai pembangun karakter, terutama yang tertuang dalam sastra tembang Jawa, bangunan kuno, pewayangan hingga laku budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya