SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SOLO—Warga sekitar tempat pembuangan sampah (TPS) di empat wilayah, yakni Setabelan, Brengosan, Tipes dan Jl Sampangan, Solo mengeluhkan bau tak sedap dari tumpukan sampah yang overload. Mereka meminta Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo segera mengatur petugas pemungut sampah dan pemulung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua RW 006, Setabelan, Banjarsari, Joko Pramono, saat dijumpai Espos, Sabtu (10/11), mengatakan bau sampah itu cukup menganggu lingkungan sekitar. Apalagi tumpukan sampah itu berdekatan dengan fasilitas pendidikan, yakni SMK Kristen dan SMPN 4 Solo. TPS Setabelan itu, kata dia, tak hanya menampung sampah rumah tangga di lingkungan sekitar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sampah di TPS itu berasal dari empat wilayah, yakni Kelurahan Tegalrejo, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan dan Setabelan sendiri. Permasalahannya saya kira terletak pada jumlah petugas kebersihan yang minim. Mestinya petugas kebersihan itu ada enam orang. Tapi kenyataannya hanya 4-5 orang,” tegasnya.

Selain itu, Joko menambahkan para pemungut sampah rumah tangga dan petugas kebersihannya tak mentaati tata tertib yang ada. Mestinya petugas pemungut sampah rumah tangga boleh membuang sampah di TPS maksimal pukul 14.00 WIB. Tapi mereka masih membuang sampah hingga pukul 16.00 WIB dan 17.00 WIB. Anehnya lagi, lanjut dia, ada petugas kebersihan yang membuang sampah ke TPS itu di malam hari, sekitar pukul 22.00 WIB.

“Akibatnya dalam mengangkut sampah tak cukup hanya satu truk. Tapi truk yang mengangkut sampah hanya satu, itu pun masih dibebani sampah dari daerah lain. Sisa sampah yang tak terangkut menumpuk hingga overload. Kondisi ini terjadi berbulan-bulan,” tegasnya.

Masalah selanjutnya, terang Joko, terletak pada perilaku pemulung yang menyimpan hasil pulungan di sekitar TPS. Bahkan ada pemulung yang sengaja menumpuk hasil pulungan dari daerah lain di TPS yang sama. “Saya kira Pemkot segera mengumpulkan para pemungut sampah dan pemulung untuk diatur,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya