SOLOPOS.COM - Petugas menaikkan sampah dari tempat pembuangan sampah (TPS) ke atas truk di Jl Hasanuddin, Mangkubumen, Solo, Selasa (2/7/2013). Sebanyak lima kelurahan yakni Mangkubumen, Gajahan, Sudiroprajan, Bumi dan Tipes ditetapkan sebagai wilayah percontohan program penghapusan TPS dan pemberlakuan TPS mobile. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Petugas menaikkan sampah dari tempat pembuangan sampah (TPS) ke atas truk di Jl Hasanuddin, Mangkubumen, Solo, Selasa (2/7/2013). Sebanyak lima kelurahan yakni Mangkubumen, Gajahan, Sudiroprajan, Bumi dan Tipes ditetapkan sebagai wilayah percontohan program penghapusan TPS dan pemberlakuan TPS mobile. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

SOLO — Rencana Pemkot Solo menghapus Tempat Pembuangan Sementara (TPS) diganti dengan TPS mobile diharapkan tak menghilangkan keberadaan penarik gerobak sampah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto, menerangkan hingga kini DPRD belum mengetahui secara detail konsep TPS mobile. “Nanti wali kota akan memaparkan saat rapat badan anggaran (banggar). Saya sendiri sebelumnya sudah menanyakan konsep itu kepada wali kota,” jelas dia saat ditemui di DPRD Solo, Selasa (2/7/2013).

Supriyanto mengungkapkan penarik gerobak sampah tetap dilibatkan. Keberadaan mereka masih dibutuhkan untuk mengangkut sampah-sampah rumah tangga ke TPS mobile.

Hanya, jadwal pengambilan sampah tersebut bakal didisiplinkan agar sampah rumah tangga bisa keseluruhan terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menggunakan TPS mobile.

Disampaikannya, rencana tersebut sebaiknya tak dilakukan serentak di 51 kelurahan. “Jangan langsung semuanya, bisa diambil titik-titik yang menjadi sampel. Bisa dibuat percontohan 10 dulu. Makanya, perlu identifikasi jangan sampai percontohan itu mengambil TPS yang tidak overload,” katanya.

Dia menjelaskan selain konsep TPS mobile, kedepan juga bisa dijalankan konsep TPS bawah tanah. TPS bawah tanah ini diharapkan bisa dimanfaatkan ketika kapasitas TPS mobile tak mencukupi. Sehingga tak ada sampah yang tercecer di jalanan.

Namun, Supriyanto berpendapat  konsep TPS bawah tanah tak perlu mengalokasikan anggaran hingga miliaran rupiah.

“TPS bawah tanah itu bisa dianggarkan ratusan juta rupiah. Tidak perlu sampai miliaran sehingga bisa mengolah sampah apalagi membutuhkan lahan yang sangat luas,” katanya.

Lebih lanjut, Supriyanto mengakui persoalan sampah kerap dikeluhkan masyarakat ketika anggota dewan menggelar reses.

Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, meyakini penarik gerobak sampah tetap dilibatkan setelah seluruh TPS dihapus. “Saya kira mereka tetap dilibatkan. Hla kalau ditiadakan siapa yang akan menjangkau sampah di rumah-rumah. Solo itu wilayahnya berupa kampung-kampung dengan gang sempit bisa dijangkau dengan gerobak sampah atau gerobak motor. Makanya, perlu dikaji dulu dan dilihat konsepnya seperti apa,” urainya.

Dijelaskannya, jika konsep TPS mobile nantinya menggunakan gerobak motor, pihaknya mendukung untuk mengalokasikan anggaran melalui APBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya