SOLOPOS.COM - TINJAU KEBAKARAN -- Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, menyaksikan asap yang mengpul dari tumpukan sampah yang terbakar di TPA Putri Cempo, Solo, Sabtu (30/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

TINJAU KEBAKARAN -- Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, menyaksikan asap yang mengpul dari tumpukan sampah yang terbakar di TPA Putri Cempo, Solo, Sabtu (30/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

SOLO – Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo Solo, mengeluhkan gangguan asap akibat kebakaran yang terjadi di TPA itu. Kebakaran tersebut diketahui telah terjadi sejak sebulan terakhir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu staf UPTD TPA Putri Cempo, Haryanto, mengakui kebakaran di TPA itu sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Kebakaran itu, diakuinya, bisa terjadi khususnya saat musim kemarau tiba. ”Tahun lalu juga terjadi kebakaran sampai empat bulan lamanya. Penyebabnya antara lain faktor cuaca yang kering di musim kemarau,” ujar Haryanto ketika ditemui wartawan di kantor TPA Putri Cempo, Sabtu (30/6/2012).

Haryanto menjelaskan petugas setempat sejauh ini telah berupaya memadamkan dengan menyiram titik api menggunakan truk tangki air. Selain melokalisasi area kebakaran dengan membuat parit, petugas juga menjaga supaya sampah tetap basah. Kebakaran kali ini, menurut Hariyanto, bertipe sama seperti tahun sebelumnya. Titik api berpindah mendekati area kering. Sehingga lokalisasi titik api melalui area basah membutuhkan air cukup banyak. “Sejauh ini kami mengandalkan dropping air truk DKP,” jelasnya.

Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi TPA, juga mengakui pihaknya menerima keluhan dari sejumlah warga yang merasa terganggu dengan polusi asap akibat kebakaran tersebut. Sabtu siang itu, Sukasno pun meninjau ke lokasi untuk melihat kondisi TPA. Didampingi penanggung jawab keamanan, Endro, Sukasno naik ke tumpukan sampah yang menggunung dengan ketinggian sekitar 12 meter. Dari lokasi itu, terlihat hamparan sampah di TPA Putri Cempo yang luasnya sekitar 17 hektare (ha) tersebut. Namun di sisi timur dan barat masih kosong. Sementara di antara tumpukan sampah, terlihat pula ratusan sapi yang digembalakan di TPA itu. Kepulan asap pun terlihat dari beberapa titik, walaupun sumber api tidak terlihat di permukaan. Asap yang muncul dari titik-titik kebakaran itu memicu keluhan masyarakat di sedikitnya enam kampung di wilayah Kelurahan Mojosongo, Solo dan Gondangrejo, Karanganyar.

“Kalau asapnya ke utara mengganggu warga di Kalikebo, Ketelan, dan Malangrejo di wilayah Gondangrejo, Karanganyar. Sedangkan kalau asapnya ke selatan mengganggu warga di Kelurahan Mojosongo, yakni kampung Randusari, Jantirejo, dan Kepuhsari,” terangnya.

Sukasno mengatakan perwakilan warga dari wilayah terdampak meminta penanganan serius supaya kebakaran di TPA segera ditanggulangi. Sayangnya, hal itu terkendala minimnya alat berat yang tersedia di TPA itu. Saat ini, hanya ada dua alat berat yang dapat diandalkan untuk mengeruk sampah. Itu pun harus bekerja nonstop. Sejauh ini ekskavator dan backhoe difungsikan melokalisasi area titik api supaya tidak merembet ke bukit-bukit sampah lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya