SOLOPOS.COM - Ilustrasi utang negara (indonesia.go.id)

Solopos.com, JAKARTA — Hingga akhir Maret posisi jumlah total utang Indonesia mencapai Rp 7.052,50 triliun atau naik dibandingkan akhir Februari yang sebesar Rp 7.014,58 triliun.

Menurut data Kementerian Keuangan, posisi jumlah total utang Indonesia pada akhir Maret 2022 juga naik dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6.445,07 triliun, naik sebesar Rp 607,43 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adapun rasio utang pada akhir Maret 2022 sudah mencapai 40,39% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meski demikian, utang dinyatakan dalam batas aman dan wajar serta terkendali.

Sebelumnya, pada akhir Februari 2022 posisi jumlah utang Indonesia berada di angka Rp7.014,58 triliun atau 40,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Ekspedisi Mudik 2024

Angka tersebut naik bila dibandingkan dengan posisi utang pemerintah per Januari 2022 yang berada di angka Rp6.919,15 triliun atau 39,63 persen dari PDB.

Baca Juga: Utang Indonesia Numpuk Rp6.000 Triliun, Cuma 2 Pria yang Mampu Lunasi

Meskipun utang Indonesia bertambah sebanyak Rp95,43 triliun dalam waktu sebulan, Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan posisi tersebut aman lantaran jauh di bawah batas Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu 60 persen.

Terlebih, kata Prastowo, saat ini dominasi kepemilikan investor lokal meningkat sehingga ekonomi Indonesia lebih tahan terhadap dinamika global dan domestik.

“Total nominal utang pemerintah pusat dari tahun ke tahun memang cenderung meningkat. Namun, pengelolaan utang juga terus diperbaiki dari waktu ke waktu, seperti komposisi SBN [Surat Berharga Negara] yang jauh lebih besar daripada porsi pinjaman agar pengelolaan utang menjadi lebih sehat,” kata Prastowo melalui cuitan Twitternya beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (4/6/2022).

Baca Juga: Ini Dia 10 Negara Pemberi Utang Indonesia

Selain itu, kata dia, kebijakan utang tersebut berkesinambungan. Dia menjelaskan proporsi utang yang ditarik oleh pemerintah dari 2015 hingga 2019 menunjukkan tren menurun dan meningkat drastis pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Kendati demikian, Prastowo mengklaim bahwa penambahan utang Indonesia masih tergolong moderat dibandingkan dengan negara lain. Namun, dia tidak menjelaskan secara spesifik negara lain mana yang dimaksudkan.

Dalam cuitannya, dia juga menyampaikan bahwa rasio utang publik Indonesia merupakan salah satu yang rendah dengan penambahan utang yang moderat. “Ini bukti bahwa utang Indonesia terus dikelola secara hati-hati. Menurut IMF, tahun 2020 rasio utang terhadap PDB Indonesia ada di peringkat 132 dari 168 negara. Sangat bagus,” tulisnya.

Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Capai Rp6.058 Triliun, Mampukah Pemerintah Membayar?

Sebelumnya, Bank Indonesia mengatakan utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga Februari 2022 tetap terkendali. Pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir Februari 2022 mengalami kontraksi sebesar 1,5% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,6% (yoy).

Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Dengan demikian total utang Indonesia pada Februari 2022 tercatat sebesar US$416,3 miliar.

BI juga mengatakan struktur total utang Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Utang luar negeri Indonesia pada Februari 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang relatif stabil di kisaran 34,2%, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya yang sebesar 34,0%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya