Solopos.com, PEMALANG — Setiap daerah pasti memiliki kudapan atau jajanan ringan khas yang jarang ditemui di daerah lain. Salah satunya adalah kuliner khas Kabupaten Pemalang.
Uniknya, wilayah di jalur persinggahan lalu lintas jalur pantai utara (pantura) ini memiliki tiga macam kudapan yang lengkap, mulai dari kue, buah, dan juga bubur
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Berikut ini tiga macam kudapan yang ada di Kabupaten Pemalang:
Nanas Madu
Anda tentu pernah melihat penjual nanas madu di pinggiran jalan. Namun, tahukah Anda jika buah yang satu ini berasal dari Kabupaten Pemalang? Nanas madu ini kebanyakan berasal dari Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
Rasa nanas khas Pemalang ini berbeda dengan nanas pada umumnya, yaitu cenderung manis seperti madu. Sementara nanas pada umumnya memiliki rasa yang sedikit asam.
Baca Juga: Ternyata Banyak yang Tidak Tahu Pemalang, Kenapa ya?
Seperti yang telah diberitakan Solopos.com, potensi nanas madu Pemalang ini terbilang melimpah karena nyaris ada sepanjang tahun sehingga bisa menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga. Bahkan nanas madu juga bisa dikonsumsi segala usia. Harganya yang terbilang murah meriah seharga Rp5.000 per satu buah nanas, membuat konsumen bisa membeli nanas dalam jumlah yang cukup banyak.
Kue Amprut
Kue amprut merupakan kuliner khas Pemalang yang selalu disajikan di setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kue ini juga dikenal sebagai kue sagon. Melansir dari situs Okezone.com, kue amprut ini biasanya dimakan sebelum sungkeman kepada orang tua. Secara filosofi memakan kue amprut sebelum sungkem itu merupakan tanda keseriusan untuk meminta maaf.
Baca Juga: Hutan Mangrove Pemalang Kena Sasaran Konservasi dari KKP
Teknisnya, memakan kue amprut memerlukan keseriusan agar tidak tersedak. Sama halnya saat sungkeman untuk minta maaf harus serius seperti makan Kue Amprut. Tidak boleh main-main, harus fokus dan penuh sopan santun.
Kue amprut ini banyak dicari oleh warga dari luar Pemalang. Salah satu penjual Kue Amprut Titi Faryanti yang merupakan pemilik sebuah toko cemilan khas Pemalang yang berlokasi di Perumahan Sugihwaras Indah No.61 Pemalang ini mengatakan bahwa pelanggannya yang dari luar Pemalang selalu mencari kue amprut sebagai oleh-oleh
Bubur Blohok
Sekilas, bubur ini mirip dengan bubur sumsum khas Jawa Tengah pada umumnya yang merupakan perpaduan dari tepung beras dengan santan gurih dan disuguhkan dengan gula merah sebagai kuah sehingga membuat cita rasa gurih dan manis berpadu. Namun, kuliner khas Pemalang ini memiliki keistimewaan hlo.
Baca Juga: Menyampah, Sedekah Laut Warga Asemdoyong Dicibir Warganet
Salah satu penjual bubur blohok di Kabupaten Pemalang adalah Ibu Suciwati yang juga dikenal dengan sebutan Ibu Sinok. Berdasarkan pantuan Solopos.com di laman Instagram @kabarpemalang, Ibu Sinok ini biasa berjualan di Pasar Kabunan yang berlokasi di Desa Kabunan, Kecamatan Taman.
Ibu Sinok dulunya berjualan keliling, namun seiring berjalannya waktu dan ditambah dengan kondisi usia yang sudah senja mengharuskan dirinya harus berjualan dengan cara mager di salah satu lapak di pasar tersebut. Bubur-bubur yang dijual di lapaknya ditempatkan di sebuah baskom besar. Harganya juga terjangkau, satu porsi bubur blohok bisa dinikmati dengan harga mulai dari Rp2.500.
Pembeli bisa memilih jenis bubur untuk dicampur dalam satu porsi. Biasanya para pembeli yang datang ke tempat Ibu Sinok untuk take away (dibungkus) untuk disantap di rumah. Berdasarkan penuturannya, Ibu Sinok ini sudah berjualan lebih dari 30 tahun.