SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KARANGANYAR</strong>–Sekitar 20 orang warga Blulukan, Colomadu, Karanganyar mendatangi Kantor Kecamatan Colomadu, Sabtu (19/5/2018). Mereka meminta kejelasan terkait <a href="http://viral.solopos.com/read/20180410/486/909196/ruas-jalan-di-wedi-klaten-dikepung-sampah">pembuangan sampah</a> Desa Paulan, Kecamatan Colomadu ke wilayah mereka.</p><p>&ldquo;Kami tetap menolak pembuangan sampah dari Paulan, karena tempat kami sudah overload. Selama ini kami hanya dijanjikan pembuangan ini hanya sementara tetapi praktiknya di lapangan beda. Kami sudah tidak mau dibohongi semacam itu lagi,&rdquo; ujar Suyadi ketika ditemui seusai pertemuan di Kantor Kecamatan Colomadu, Sabtu petang.</p><p>Hadir pada pertemuan itu Forum Pimpinan Kecamatan Colomadu; Kepala Desa (Kades) Paulan, Joko Margono; Kades Blulukan, Slamet Wiyono dan belasan warga Blulukan lainnya. Sebelumnya, <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180429/491/913373/sampah-bengawan-solo-sragen-bertambah-100">sampah </a>&nbsp;dari Desa Paulan yang dibuang di Blulukan karena dinilai sudah ada kesepakatan sebelumnya, ditolak warga. Karena itu sampah yang sudah sampai di Blulukan terpaksa dibawa pulang ke Paulan.</p><p>Lebih lanjut dia mejelaskan, jika Paulan dan Gajahan nekat membuang sampah di TPS Blulukan, pihaknya mengancam akan menutup gerbang dengan mengelas. Sebab pihaknya tak mau sampah di TPS Blulukan bertambah menumpuk.</p><p>Sementara itu Camat Colomadu, Yophy Eko Jatiwibowo mengatakan penolakan pembuangan sampah ke TPS Blulukan terjadi gara-gara kesadaran satu, dua orang warga yang belum memahami. Mereka kesal karena sampah yang ada di wilayahnya menumpuk beberapa waktu.</p><p>&ldquo;Kami memahami pemahaman warga seperti itu [menolak sampah dari Paulan], karena <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180515/489/915013/warga-mojosongo-solo-adakan-sedekah-sampah">sampah </a>di tempat mereka selalu overload. Selama ini mereka hanya dijanjikan akan diambil, tetapi sudah terlalu lama hanya janji-janji belaka,&rdquo; ujar dia.</p><p>Untuk itu dia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar yang berwenang menangani sampah lebih proaktif. Karena selama ini mereka dinilai kurang aktif menangani sampah di Colomadu.</p><p>Terkait persoalan ini pihaknya mencoba memberi penyadaran kepada sejumlah warga Blulukan yang menolak pembuangan sampah Paulan ke TPS Blulukan. Yophy mengingatkan bahwa dalam berbangsa dan bernegara harus saling tepa selira dengan tetangga. Dia berharap sejumlah warga Blulukan yang menolak sampah dari Paulan segera membuka hati. Dikhawatirkan jika hal itu tetap berlanjut akan memicu disintegrasi di wilayah Colomadu.</p><p>Forkompinca memberi penyadaran bahwa dalam hidup berbangsa dan bernegara harus berkaitan satu dengan yang lain. &ldquo;Tidak bisa ada egoisme antarwilayah. Untuk itu nanti kami akan meminta tolong kepada pak lurah [kades], pak kadus, RW untuk mengadakan pendekatan kekeluargaan,&rdquo; kata dia.</p><p>Ditanya pembuangan sampah dari Paulan yang ditolak di Blulukan, dia berencana membuang ke Desa Gawanan. Ini dilakukan sampai Paulan yang berencana membangun TPS bisa terwujud.</p><p>Sementara itu Kepala Desa Gawanan, Murdiyanto ketika ditemui di sela-sela buka bersama di Kantor Kecamatan Colomadu mengaku belum bisa memberi jawaban pasti karena dia harus bermusyawarah dengan warganya terlebih dahulu.</p><p>&ldquo;Pembuangan sampah ini tidak hanya satu kali atau dua kali. Karena itu saya harus rapat dengan warga dulu, nanti bagaimana keputusannya,&rdquo; ungkap dia.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya