Solo (Solopos.com) — Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di sekitar lokasi pembangunan Gapura Makutha, Jl Adisucipto, Solo, bersikeras menolak direlokasi. PKL tersebut berjumlah enam orang yang mendiami trotoar di sisi selatan jalur lambat.
Salah satu PKL, Ny Ari, beralasan penolakan karena kekhawatiran kesulitan berjualan di lokasi yang baru. “Bisa menangis, enggak bisa makan,” katanya saat ditemui Espos, Jumat (18/3/2011) siang.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Selain itu dia merasa keberadaan PKL tidak mengganggu aktivitas lalu lintas dan kebersihan lingkungan. Menurutnya alasan relokasi untuk keindahan kota sulit untuk diterima. Terlebih lapak-lapak untuk berjualan milik PKL selalu tertata rapi setelah tutup.
“Saya selalu membersihkan lingkungan sebelum dan sesudah jualan. Jadi di sini lingkungannya bersih, kami juga tidak memenuhi jalur lambat,” tambah Ny Ari yang mengaku telah berjualan di lokasi tersebut selama 15 tahun.
“Kalau memang alasannya kerapian, kan, bisa dibuatkan selter di sini. Pasti kami bersedia dan mendukung keputusan itu,” imbuh wanita 34 tahun ini. Ia berpendapat relokasi atau penggusuran PKL justru akan membuat warga kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
(aha)