SOLOPOS.COM - Puluhan orang mengamuk menyerbu kantor lurah di Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Senin (15/6/2020) siang. (Suara.com/Istimewa)

Solopos.com, SERANG -- Puluhan warga yang tolak menjalani rapid test Covid-19 mengamuk dan menyerbu Kantor Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, Senin (15/6/2020) siang. Alasannya, mereka takut jika hasilnya dinyatakan positif.

Salah seorang warga Kampung Terwana Kiata RW. 01 RT. 04 Kelurahan Mesjid Priyayi, Burhan, mengakui alasan aksi amuk massa dilakukan pihaknya. Mereka menolak rapid test terhadap masyarakat oleh aparat Kelurahan Mesjid Priyayi.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

89 Gadis Wonogiri Ajukan Dispensasi Kawin, Kebanyakan Hamil Duluan

Menurutnya, warga Mesjid Priyayi, Serang, tolak rencana itu karena menganggap rapid test justru membuat warga panik. Bahkan para perempuan di lingkungannya mengungsi sejak 2 hari kemarin.

Ekspedisi Mudik 2024

"Tadinya di sini mau dites, kita menolak, enggak mau dites. Yang perempuan pada ngungsi karena takut. Ngungsi ke keluarganya masing-masing. Ada yang ke Cilegon, ada yang ke Gunung, pada nggak mau di test," ucapnya saat ditemui awak media seusai aksi amuk massa.

Berapa Ganti Rugi Kebakaran Candi Elektronik Solo? Ini Penjelasan Asosiasi Asuransi

Sementara itu, Lurah Mesjid Priyayi Serang, Neneg Titin Kurnia, menuturkan warga menolak rapid test dikarenakan informasi yang salah. Informasi yang diterima masyarakat menyebutkan rapid test akan dilakukan secara door-to-door.

Hal itu ditambah masih minimnya informasi yang didapat masyarakat terkait protokol kesehatan untuk pencegahan penularan Covid-19. Salah satu protokol itu adalah rapid test.

Rekam Jejak Jaksa Fedrik Adhar Syaripuddin: Tuntut Ahok dan Pernah Cibir KPK

"Iya mereka [ warga Mesjid Priyayi Serang ] menolak rapid test, alasannya mereka takut. Karena kata Pak RW nya itu mau dilakukan door to door, padahal nggak seperti itu infonya. Dan mereka pun pikirnya itu mengerikan, sehingga menolak rapid test. Mereka parno dulu, karena kalau positif nanti dibawa ke rumah sakit, terus diisolasi. Jadi itu yang buat mereka takut," kata Lurah Priyayi.

Instruksi Dinkes Serang

Dijelaskan Neneng, pelaksanaan rapid test di Kelurahaan Priyayi berdasarkan intruksi dari Dinas Kesehatan Kota Serang. Hal itu lantaran sebelumnya sempat ada warga yang sempat dirawat di Rumah Sakit Drajad Priwiranagara (RSDP) Serang yang meninggal dunia.

KA Tegal Ekspres ke Jakarta Dibuka, Penumpang Wajib Pakai Lengan Panjang

Sampai saat ini belum dipastikan penyebabnya Covid-19, disebabkan hasil swabnya sampai saat ini belum keluar. Namun warga justru menolak langkah rapid test oleh Dinkes Serang itu.

"Jadi sebelumnya pas Senin lalu ada warga yang meninggal, dirawat di RSPD. Belum tau sih positif atau engga, karena hasil swabnya belum keluar. Intruksi Dinkes agar dilakukan rapid test, tapi belum dilakukan mereka sudah lari, mereka menolak adanya rapid test," terangnya.

Rekam Jejak Pramono Edhie Wibowo, dari Prajurit Hingga Elite Demokrat

"Tadinya rencana mau dilaksanakan di hari Kamis (18/6/2020). Belum sempat dilajukan sosialisasi lebih detail, sudah ada penolakan dari warga," lanjutnya.

Tetap Dilakukan

Meski warga menolak rapid test, bahkan mengamuk, rencana Pemkot Serang itu tetap akan dilakukan terhadap masyarakat Kelurahan Priyayi. Namun mereka tidak akan memaksa warga yang tidak mau menjalani rapid test.

"Karena waktu dan jadwal sudah koordinasi, maka tetap kita lakukam. Tapi dengan masyarakat yang mau aja. Kalau mereka nggak mau silakan, tapi yang mau juga mangga," tukasnya.

KA Tegal Ekspres ke Jakarta Dibuka, Penumpang Wajib Pakai Lengan Panjang

Sikap warga menolak rapid test itu berujung surat kesepakat yang antara pihak Kelurahan Mesjid Priyayi Serang dengan para demonstran. Disebutkan jika pelaksanaan rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi pada Kamis (18/6/2020) tidak dilaksanakan door-to-door. Selain itu rapid test hanya diperuntukkan bagi aparatur Kelurahan Mesjid Priyayi, kader dan masyarakat yang bersedia saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya