SOLOPOS.COM - RSUD Ngipang, Banjarsari, Solo, (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO — JS, warga Kadipiro, Banjarsari, Solo, mengamuk dan mengancam dokter serta perawat RSUD Ngipang, Solo, lantaran tak mau istrinya, Kh, yang meninggal positif corona dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Peristiwa itu terjadi di RSUD Ngipang, Solo, pada Kamis (22/7/2021) sekitar pukul 09.00 WIB. Plt Dirut RSUD Ngipang, dr Niken Yuliani Untari, kepada wartawan mengungkapkan JS tidak sampai melakukan pemukulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hanya ancaman yang mengarah ke kekerasan. “Yang diancam ada dokter dan perawat, kemudian spesialis anestesi dan penyakit dalam,” ujar dr Niken.

Baca Juga: Keliling Bawa Bronjong, Kapolsek Pasar Kliwon Solo Door To Door Bagikan Paket Sembako

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengungkapkan kronologi suami ancam dokter RSUD Ngipang, Solo, itu bermula dari seorang ibu berinisial Kh yang meninggal dunia pada Kamis pagi. Kh tersebut terkonfirmasi positif Covid-19 dan sudah empat hari dirawat di ICU RS tersebut.

Saat hendak dipulasarakan menggunakan protokol kesehatan, sang suami, JS, menolak. “Padahal suaminya tahu bahwa istrinya positif Covid-19,” imbuh dr Niken.

JS tetap menolak jenazah istrinya dimakamkan dengan prokes dan mengancam dokter serta perawat. Para dokter dan perawat lalu berupaya menenangkannya.

Baca Juga: Kota Solo Lanjutkan PPKM Darurat Level Tertinggi, Ini Rencana Pelonggaran

Karena tetap menolak, rumah sakit tak bisa berbuat apa-apa. Rumah sakit kemudian meminta suami pasien yang sempat ancam dokter RSUD Ngipang, Solo, itu menandatangi surat pernyataan menolak pemakaman dengan prokes.

Akhirnya Setuju

Setelah itu, JS kemudian pulang ke rumah domisilinya di Ngemplak, Boyolali. Di sana JS mengurus pemakaman istrinya. Ia juga mengontak ambulans dari sukarelawan untuk menjemput istrinya di rumah sakit.

Ketua Paguyuban Pengemudi Ambulans Soloraya (Pedas), Nanang Khoironi, membenarkan ada salah satu sopir ambulans yang dikontak oleh JS. Sopir tersebut bernama Dwi Ardian.

Baca Juga: PKL Di Solo Nekat Bikin Video Hoaks Soal Denda Rp600.000, Ini Alasannya

“Sopir ambulans ini datang ke lokasi. Tapi sampai sana dia curiga karena gang menuju rumah pasien diportal. Selain itu juga di sana ada polisi,” ujar Nanang kepada Solopos.com.

Sopir ambulans mendapat informasi pasien yang meninggal itu positif corona dan keluarganya menolak pemakaman dengan prokes. Akhirnya ia tidak jadi mengambil jenazah karena khawatir dengan risikonya.

Karena tak ada yang mau membantu memulasarakan dan memakamkan jenazah istrinya, JS akhirnya kembali lagi ke RSUD Ngipang dan setuju istrinya dimakamkan dengan prokes. Saat ini jenazah Kh sudah dimakamkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya