SOLOPOS.COM - Kabag Petanahan dan Ketertiban Setda Jateng, Agus Haryanto (kiri), menyampaikan rencana penambahan lahan untuk pembangunan tol Solo-Mantingan kepada warga di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Rabu (26/10/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Mantingan, Pemprov Jateng menyosialisasikan kebutuhan lahan untuk perluasan tol Solo-Mantingan.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyosialisasikan rencana pengadaan tanah untuk perluasan lahan tol Solo-Mantingan kepada ribuan warga yang terdampak di Bumi Sukowati. Sosialisasi digelar di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Rabu (26/10/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kesempatan itu, disampaikan luas lahan yang dibutuhkan untuk perluasan tol Solo-Mantingan mencapai 18,204 hektare. Jumlah warga yang terdampak diperkirakan mencapai ribuan orang di 17 desa di enam kecamatan.

Ekspedisi Mudik 2024

Sosialisasi itu mendatangkan tim dari Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jateng, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen. Para pejabat berharap warga mengikhlaskan lahan mereka untuk kepentingan pembangunan tol.

Kabag Pertanahan dan Ketertiban Setda Provinsi Jateng, Agus Haryanto, menyampaikan lahan tol sudah ditetapkan Gubernur Jateng beberapa tahun lalu. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan kebutuhan lahan untuk mengakomodasi tuntutan warga.

“Kami memohon kepada warga agar mau melepas lahan dengan ganti untung. Berdasarkan ketentuan UU No. 2/2012, pemerintah harus melalui tahapan sosialisasi dan konsultasi publik dalam pembebasan lahan untuk kepentingan jalan tol. Pertemuan ini merupakan amanat UU. Kami berharap warga mau menandatangani berita acara kesediaan melepas lahan. Untuk kesepakatan harga akan dibahas dalam forum tersendiri,” ujar dia.

Nilai ganti untung ditentukan berdasarkan hasil appraisal oleh tim profesional pemegang akreditasi Kementerian Keuangan. Kepala BPN Sragen, Sutanto, menambahkan kebutuhan lahan untuk perluasan lahan jalan tol yang panjangnya 29,9 km itu diperkirakan mencapai 18,204 hektare.

Dia mengatakan kebutuhan lahan tersebut meliputi 17 desa di enam kecamatan. “Jalan tol ini akan difungsikan mulai 2017 dari Brebes sampai Ngawi. Setelah ada kesepakatan warga, kami pun segera bisa bekerja,” tambah dia.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan tol Solo-Mantingan, Sihono, mengatakan kebutuhan awal jalan tol itu 223 hektare dan sudah terealisasi 99%. Untuk kesempurnaan desain jalan tol, terutama terkait kemiringan overpass di sejumlah lokasi di Sragen, Sihono mengungkapkan adanya tambahan kebutuhan lahan sampai 18,204 hektare.

Kebutuhan lahan itu meliputi Desa Sidodadi Masaran sampai Desa Gringging Sambungmacan. “Kebutuhan lahan itu untuk mengakomodasi kelandaian overpass. Rencana semula kelandaian overpass 10% diturunkan menjadi 5% supaya semua kendaraan bermotor bisa lewat dengan mudah. Dengan kemiringan 5%, tanjakan melintas di overpass tidak terlalu tinggi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya