SOLOPOS.COM - Pekerja meratakan tanah lahan jalan tol Solo-Kertosono di Ngemplak, Boyolali, Selasa (24/11/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Tol Solo-Mantingan, masih ada puluhan bidang tanah yang belum selesai dibebaskan.

Solopos.com, KARANGANYAR–Sebanyak 49 bidang terdampak proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan I di Karanganyar belum dibebaskan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sejumlah alasan, seperti belum ada kecocokan harga antara pemerintah dengan pemilik tanah, warga bersikeras menunggu panen padi dan palawija, akses jalan untuk warga, dan lain-lain. Hal itu dinilai menghambat pembangunan jalan tol sepanjang 25.500 kilometer yang melintas di wilayah Karanganyar dan Boyolali.

Ekspedisi Mudik 2024

Pembangunan molor dari target selesai pada 2015. Informasi yang dihimpun Solopos.com, sebanyak 25 bidang di antara berada di Desa Jeruksawit. Sisanya menyebar di sejumlah desa di Kecamatan Gondangrejo dan Kebakkramat. Seperti Desa Wonorejo, Jatikuwung, dan Karangturi di Gondangrejo, dan  Desa Kemiri, Kebak, dan Waru di Kebakkramat.

Pantauan Solopos.com di Desa Jeruksawit, pembangunan jalan tol terpotong-potong. Beberapa bidang belum dikerjakan sedang bidang lain sudah. Padahal Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Presiden Joko Widodo, menargetkan jalan itu sudah dapat digunakan pada Lebaran 2016.

“Presiden menghendaki bisa dilewati saat Lebaran. Jalan tol ini rasanya lama [pembangunan]. Ora rampung-rampung. Yang belum cocok mana? Dibenerke. Yen wis cocok ojo diotak-atik tapi ndang tanda tangan trus dicairkan. Uang sudah ada,” kata Bupati Karanganyar, Juliyatmono, saat memberikan sambutan di Balaidesa Jeruksawit, Rabu (17/2/2016).

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karanganyar dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengundang warga terdampak pembangunan jalan tol di Desa Jeruksawit. BPN mengajak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan I, Waligi, dan tim appraisal independen untuk menjelaskan proses ganti rugi lahan.

Saat itu, warga terdampak proyek pembangunan di Dusun Plosorejo, Sutiman, bertanya nasib padi dan jagung yang sedang ditanam. Dia keberatan pemerintah langsung merusak lahannya sebelum panen. Di sisi lain, warga Dusun Jeruksawit, Asmosemito, bertanya tentang akses jalan karena rumah sejumlah warga dilewati jalan tol.
Kepala BPN Karanganyar, Dwi Purnama, menjamin pihak ketiga tidak akan menggarap tanah sebelum padi dan jagung panen. PPK Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan I, Waligi, pun menjelaskan akan menyediakan akses jalan bagi warga yang tinggal di sekitar jalan tol.

“Ora usah khawatir. Aku sik menjamin kalian dapat fasilitas. Waligi, iki warga dibantu. Kepala desa kerja cepat. Apa yang dibutuhkan lapor. Tak bantu. Aku ora cocok yen kerjane lambat,” tutur Yuli, sapaan akrab Juliyatmono.

Sementara itu, PPK Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan I, Waligi, menuturkan proses pembebasan lahan sudah dimulai pada 2008. Pembangunan per bidang yang telah dibebaskan sudah dimulai sejak 2009. Tetapi masih ada sejumlah bidang yang belum dibebaskan.

“Saya sudah mengantongi uang Rp57 miliar. Ini kalau sudah selesai [ganti rugi 49 bidang] bisa langsung dikerjakan Maret. Juni bisa langsung dipakai. Hla saya kan hanya menyediakan uang. Soal pembebasan lahan tergantung data BPN,” jelas dia saat ditemui wartawan seusai acara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya