Tol Solo-Kertosono, warga Ngemplak, Boyolali, resah dengan kabar overpass yang sudah setengah jadi akan digeser.
Solopos.com, BOYOLALI — Warga Donohudan dan Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, resah menyusul beredarnya kabar overpass Tol Solo-Kertosono (Soker) yang sudah setengah jadi akan digeser.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Pelaksana proyek tol tersebut membantah isu penggeseran overpass tersebut dan meminta warga tak mudah terprovokasi isu yang tidak jelas.
Salah satu warga Donohudan, Sulistyo, mengatakan keresahan warga bermula ketika ada sejumlah petugas berseragam mengukur tanah di sekitar overpass beberapa hari lalu. Hal itu langsung mengundang spekulasi.
Kabar yang kemudian berkembang, overpass akan digeser. Kabar tersebut berbuntut panjang dan membuat sejumlah warga yang tak terkena pembebasan lahan ikut resah.
“Kabar itu diperkuat alasan masih banyak warga Donohudan yang menolak keberadaan overpass sehingga overpass terpaksa digeser. Warga pun percaya isu tersebut,” ujar Sulistyo kepada Solopos.com, Senin (7/11/2016).
Sulistyo sebenarnya tak begitu memercayai isu tersebut. Namun, karena banyak warga yang percaya ditambah sikap sebagian warga yang tetap getol menolak keberadaan overpass, ia pun nyaris termakan isu tersebut.
“Saya sebenarnya enggak begitu percaya. Apa mungkin overpass sudah mau jadi dialihkan begitu saja,” kata dia.
Kabar tersebut langsung dibantah pelaksana proyek tol. Pejabat humas pelaksana tol Soker, Very Budi Santosa, mengatakan sejauh ini tak ada informasi penggeseran overpass tol Soker.
Terkait kedatangan petugas pengukur tanah, dia membenarkannya. Namun, kedatangan petugas tersebut bukan dalam rangka mempersiapkan pengalihan overpass, melainkan sebagai tindak lanjut sosialisasi di Balai Desa Ngesrep, Ngemplak, beberapa waktu lalu.
“Dalam sosialisasi pembebasan lahan tambahan itu, warga kan sudah setuju lahan mereka dibebaskan. Nah petugas itu menindaklanjutinya dengan mengukur tanah di sekitar tol,” jelas dia.
Dalam sosialisasi di Balai Desa Ngesrep, hanya warga dari Desa Donohudan yang menolak lahan mereka dibebaskan. Mereka menuntut overpass di wilayah mereka diganti dulu menjadi underpass sebelum pelaksana tol membebaskan lahan tambahan.
Tuntutan warga tersebut juga dilakukan dengan aksi unjuk rasa serta upaya menghentikan proyek. “Sebagian warga Donohudan memang masih menolak overpass. Namun, kami meminta warga tak mudah terpancing isu-isu pengalihan overpass. Yang jelas hingga kini tidak ada rencana pengalihan overpass,” tegas Very.