SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Dusun Cumpleng, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, berunjuk rasa di jalan tol, Senin (15/8/2016). Mereka meminta dibuatkan underpass sebagai akses menyeberangi jalan tol. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono, PT SNJ mendesak BPJT segera memberi jawaban atas usulan underpass di Desa Tangkil.

Solopos.com, SRAGEN–PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) mendesak Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) segera memberi jawaban terkait usulan pembangunan underpass di sebagai akses penyeberangan jalan tol bagi warga Dusun Cumpleng, Desa Tangkil, Sragen. PT SNJ khawatir penghentian pekerjaan bakal mengganggu pencapaian target pembangunan jalan tol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Utama PT SNJ David Wijayatno berharap BPJT bisa memberikan jawaban terkait usulan underpass itu dalam jangka waktu kurang dari sebulan. Secara teknis, David menegaskan pembangunan underpass tidak dimungkinkan karena elevasi permukaan jalan tol itu sudah terkunci lantaran posisinya terapit dua overpass.

”Kalau mau ditinggikan lagi sudah tidak bisa. Makanya kami menawarkan solusi supaya dibangun overpass. Karena warga bersikukuh minta underpass, ya kami serahkan kepada BPJT untuk memberi jawaban,” jelas David kepada Solopos.com, Senin (22/8/2016).

David menjelaskan sesuai rencana awal, jalan tersebut memang bakal dimatikan lantaran berdekatan dengan dua overpass di kanan dan kirinya. Meski demikian, Pemkab Sragen melalui Wakil Bupati Dedy Endriyatno meminta PT SNJ membangun overpass karena jalan itu berfungsi sebagai jalur evakuasi banjir. Usulan pembangunan overpass itu akhirnya disetujui BPJT. Namun, rencana pembangunan overpass itu justru ditolak oleh warga sekitar.

”Kalau masalah ini berlarut-larut tentu akan mempengaruhi pencapaian target kami. Ini adalah persoalan baru yang muncul setelah persoalan lama ditemukan solusinya. Munculnya persoalan-persoalan baru ini yang bikin repot,” tegas David.

David menargetkan pembangunan jalan tol Solo-Pungkruk bisa selesai 100% pada Februari 2017 mendatang. Polemik yang terjadi di Desa Tangkil tidak akan mempengaruhi target pembangunan jalan tol Solo-Pungkruk karena berlokasi di jalur Pungkruk-Mantingan. Dia menargetkan pembangunan jalan tol Solo-Ngawi bisa selesai pada Juni 2017 mendatang.

”Diharapkan pada Lebaran tahun depan, jalan tol Solo-Ngawi sudah selesai 100%. Itu adalah target kami dengan catatan tidak ada permasalahan yang berlarut-larut sehingga menghambat proses pembangunan,” terang David.

Di kesempatan terpisah, Kepala Desa Tangkil, Agus Sriyanto, mengatakan ada dua persoalan menyangkut jalan tol yang belum selesai. Selain persoalan underpass, hingga kini Pemdes Tangkil juga belum menerima uang ganti rugi atas tanah kas desa yang diterjang jalan tol.

”Uang ganti rugi itu senilai Rp4,9 miliar. Uang itu harus diwujudkan dalam bentuk tanah pengganti atas tanah kas desa yang terkena proyek tol. Dana itu tak bisa digunakan untuk keperluan lain seperti pembangunan desa. Kami harus mencari tanah pengganti yang sepadan dulu supaya dana itu cair. Mencari tanah pengganti itu yang sulit direalisasikan,” terang Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya