SOLOPOS.COM - Tembok pembatas tol Soker dan saluran irigasi di Dukuh Mojorejo, Desa Sawahan, Ngemplak, roboh setelah digempur petani yang marah karena saluran irigasi tak kunjung diperbaiki, Rabu (29/6/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono, petani di Desa Sawahan, Ngemplak marah akibat saluran irigasi yang tak diperbaiki.

Solopos.com, BOYOLALI–Para petani di Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali meluapkan amarahnya dengan cara merobohkan tembok pembatas tol Solo-Kertosono (Soker) di desa setempat, Rabu (29/6/2016). Aksi penggempuran tembok tol Soker diduga dipicu perbaikan saluran irigasi pertanian yang tak kunjung dilakukan oleh pelaksana tol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedikitnya ada dua titik tembok tol Soker yang digempur petani dalam jarak sekitar 100 meter di Dukuh Mojorejo, Sawahan. Satu titik tembok yang dirobohkan selebar tiga meteran. Petani mengaku sengaja menggempur tembok tol dan saluran irigasi di bawahnya karena dituding menjadi penyebab kesengsaraan petani. Selain merusak area pertanian, tak berfungsinya saluran irigasi juga membuat rumah warga terendam banjir.

Ekspedisi Mudik 2024

Pantauan Solopos.com, petugas dari pihak tol Soker mendatangi rumah petani yang merusak tembok dan saluran irigasi. Petugas mengancam memidanakan mereka karena telah merusak fasilitas negara. Namun, tak berselang lama, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Tri Mandiri Sejahtera, Samidi, datang ke lokasi dan langsung pasang badan.

“Jangan tangkap warga kami. Kalau mau lapor polisi, tangkap saya dulu. Sayalah yang menyuruh petani menggempur saluran irigasi ini,” tegas Samidi kepada sejumlah petugas tol soker.

Melihat reaksi Samidi yang marah, petugas hanya terdiam dan memilih menahan diri. Sejumlah warga yang berkerumun hanya menyaksikan insiden itu.

Samidi menuding sejumlah proyek pembuatan saluran irigasi selama ini mangkrak dan tak berfungsi. Samidi mengancam balik akan memidanakan petugas tol Soker karena dinilai tak becus membikin saluran irigasi. “Gara-gara tol Soker ini, petani menderita semua. Bikin saluran irigasi, sebagian besar enggak berfungsi,” terangnya.

Samidi juga mengancam akan mengerahkan para petani korban proyek tol untuk menghentikan proyek tol Soker. “Kalau berani memolisikan warga kami, tunggu! Saya akan kerahkan petani sebanyak-banyaknya untuk menghentikan proyek tol ini,” ancamnya.

Ketua Satker Tol Soker, Aidul Fiqri, mengaku bingung dengan tindakan nekat petani tersebut. Pasalnya, pihaknya sudah berupaya menuruti permintaan petani untuk memperbaiki saluran irigasi tol Soker. Bahkan, pengawas perbaikan saluran irigasi diambilkan dari kalangan petani. “Pengawasnya itu kan Pak Samidi sendiri. Kami sudah dibangunkan saluran irigasi, kenapa malah dirusak,” ujarnya heran.

Menurut Fiqri, banjir yang merendam sawah pertanian dan rumah warga itu bukan semata salah saluran irigasi. Melainkan, karena cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir. “Banjir kok saluran irigasi yang dirusak. Itu memang cuaca ekstrem,” paparnya.

Kapolsek Ngemplak, AKP Ahmad Nadiri, meminta petani dan pihak tol Soker untuk menyelesaikan masalah itu dengan cara damai. “Itu masalah komunikasi. Saya harap bisa diselesaikan secara baik-baik dan tak perlu saling lapor polisi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya