SOLOPOS.COM - Pengerjaan proyek jalan tol Soker di Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, kembali dikebut seusai masa Lebaran 2016. Foto diambil pekan lalu. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Tol Soker-Kertosono terkait sejumlah overpass masih belum jelas.

Solopos.com, KARANGANYAR – Nasib sekitar 19 titik jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang akan dibuat overpass, utamanya dari Kebakkramat, Karanganyar, hingga Kabupaten Sragen, belum jelas hingga kini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah belum memutuskan apakah menyetujui penggantian desain overpass menjadi underpass, atau tidak. Seperti diketahui sejumlah warga meminta desain overpass diganti underpass.

Penjelasan itu disampaikan Pimpinan proyek (Pimpro) jalan tol Soker dari PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), Iwan Rosa Putra, saat dihubungi Solopos.com melalui telepon seluler (Ponsel), Jumat (19/8/2016).

“Kalau kami menunggu saja apa keputusan pemerintah. Kalau pemerintah menyetujui penggantian desain overpass ke underpass ya kami jalankan, kami bangun itu,” tutur dia.

Iwan mengatakan, sebenarnya tim dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU sudah mengecek titik-titik yang akan dibangun overpass tapi tidak disetujui warga.

Pengecekan lokasi dilakukan sekitar tiga pekan lalu. Selain itu otoritas dari PT SNJ selaku investor proyek, juga sudah dipanggil. Hanya saja belum ada keputusan final dari BPJT.

“Mereka sudah turun, melihat titik mana sih yang diminta penggantian desain ke underpass, juga alternatif apa yang bisa dilakukan. Tapi ya itu, belum ada keputusan final,” imbuh dia.

Iwan menjelaskan ada 19 hingga 20 titik overpass yang diusulkan diganti menjadi underpass dari Karanganyar hingga Sragen. Usulan warga telah disampaikan oleh kepala daerah setempat.

Iwan mengakui penggantian desain dari overpass ke underpass akan membuat kebutuhan dana investasi membengkak. Sebab harus ada penyesuaian ketinggian badan jalan tol.

Pembengkakkan dana investasi berpotensi membuat tarif jalan tol meningkat dari asumsi awal.

“Dampak untuk investasi pasti ada. Tapi itu nanti kita bebankan ke pengguna jalan tol,” kata dia.

Iwan menyatakan belum bisa menghitung seberapa besar pembengkakkan dana dari penggantian desain itu. Saat ini dia tengah fokus pada pengerjaan ruas-ruas yang sudah bisa digarap.

“Progres proyek saat ini di kisaran 43 persen. Pengerjaan fisik harus rampung sekitar pertengahan 2017. Di dokumen kontrak kerja waktu kami hanya kurang dari dua tahun,” terang dia.

Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Karanganyar, Dwi Purnama, mengaku sudah mendapat permintaan pengukuran lahan untuk interchange Wonorejo, dari pejabat pembuat komitmen.

Tapi pengukuran belum bisa dilakukan lantaran masih harus menunggu penetapan lokasi (penlok). “Kami belum ukur lahan karena belum ada penetapan lokasi dari Gubernur,” ujar dia.

Dwi menjelaskan interchange Wonorejo merupakan desain tambahan dari proyek jalan tol Soker. Interchange tersebut akan menghubungkan jalan tol dengan Jl. Solo-Purwodadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya