SOLOPOS.COM - Warga Krikilan, Masaran, Sragen, berunjuk rasa di jalan layang (fly over) tol Soker, Rabu (28/2/2018). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Warga Krikilan, Sragen, berdemo memprotes keberadaan flyover tol Soker yang dinilai memicu banjir.

Solopos.com, SRAGEN — Belasan warga Dukuh Krikilan RT 010 Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, menggelar aksi unjuk rasa di jalan layang (flyover) tol Solo-Kertosono (Soker) wilayah desa setempat, Rabu (28/2/2018) pukul 09.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka memprotes keberadaan jalan layang yang memicu terjadinya banjir di wilayah mereka. Genangan banjir luapan air dari Sungai Krikilan menggenangi belasan rumah warga pada pekan lalu.

Akibat banjir itu sebagian warga terutama kaum ibu dan anak-anak harus mengungsi ke rumah kerabat dan para tetangga. Pantauan Solopos.com, unjuk rasa dilakukan warga dengan berorasi.

Ketua RT 010 Dukuh Krikilan, Sunarto, saat diwawancarai wartawan di sela-sela aksi menuturkan banjir besar terjadi Rabu (21/2/2018) malam pukul 21.00 WIB hingga Kamis (22/2/2018) sekitar pukul 03.00 WIB.

“Banjir ini dimungkinkan akibat dampak jalan tol. Semula ada jalan dan saluran air. Tapi sekarang sudah tertutup konstruksi jalan layang. Selama ini mungkin banjir pekan lalu itu yang terbesar,” ujar dia.

Baca:

Sunarto mengatakan sebelum ada jalan layang maupun tol, luapan air hanya sedikit. Air hujan yang masuk saluran di perkampungan warga bisa mengalir lancar ke sungai atau saluran besar.

Warga menuntut pelaksana proyek jalan tol membuat trowongan di jalan layang agar air bisa mengalir lancar. Selain itu agar bisa menjadi alternatif jalan bagi warga.

“Kami meminta Pemerintah Desa Krikilan memediasi warga dengan pelaksana maupun investor jalan tol. Jangan sampai pembangunan justru menyengsarakan rakyat seperti kami,” sambung dia.

Sedangkan Kades Krikilan, Sunarwan, mengatakan banjir di RT 010 Krikilan terjadi lantaran debit air di Sungai Krikilan meninggi. Air dari saluran tak bisa masuk sungai.

Dulu sebelum ada jalan tol air dari perkampungan warga mempunyai dua jalur. Tapi salah satu jalurnya tertutup konstruksi jalan layang, sehingga air menggenang dengan ketinggian sampai satu meter.

“Tuntutan warga sederhana saja. Mereka minta dibuatkan terowongan di jalan layang agar air bisa lancar mengalir ke sungai. Jangan sampai warga menjadi korban proyek pembangunan,” kata dia.

Sunarwan menjelaskan selama ini belum pernah terjadi banjir separah pekan lalu di RT 010 Dukuh Krikilan. “Warga juga menilai tanjakan jalan layang terlalu curam. Kasihan anak-anak,” kata dia.

Sementara Dirut PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) selaku investor jalan tol Soker, David Wijayatno, saat dimintai komentar menyatakan akan mengirim tim ke lokasi untuk mencari solusi terbaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya