SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek pembangunan tol Solo-Kertosono (JIBI/Solopos/Dok.)

Tol Solo-Kertosono, ada dua rumah di Masaran yang digusur.

Solopos.com, SRAGEN--Dua unit rumah di Dusun Pandak, Desa Krikilan, Masaran, Sragen, terancam digusur karena berada di jalur proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker). Dua rumah yang dibangun permanen itu milik Purwadi, 65, dan anaknya, Supri, 35. Dua rumah itu hingga kini masih ditempati penghuninya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (24/8/2015), Purwadi mengaku masih kebingungan harus tinggal di mana jika rumahnya digusur. Dia sudah berusaha mencari lahan pengganti di kawasan Masaran, namun harganya jauh lebih mahal daripada harga ganti rugi yang ditawarkan.

“Kami hanya ditawari biaya ganti rugi tanah Rp400.000/meter. Padahal, harga tanah di sekitar sini sudah Rp600.000 meter hingga Rp800.000/meter. Lalu dari mana lagi saya harus mencari biaya tambahan,” kata Purwadi.

Purwadi sudah puluhan tahun tinggal di rumahnya. Di rumah selus 88,20 meter persegi itu, dia membesarkan tujuh anaknya. Dia berharap biaya ganti rugi tanah itu bisa menyentuh Rp750.000/meter sehingga dia tidak kesulitan mencari tanah pengganti. Sejauh ini, Purwadi juga belum mengetahui besaran biaya ganti rugi bangunan rumahnya.

“Taksiran saya biaya ganti rugi bangunan itu senilai Rp2 juta/meter. Sekarang harga material bangunan sudah naik. Kalau ganti rugi kurang dari Rp2 juta/meter tentu tidak cukup untuk dibelanjakan bahan material,” papar dia.

Kepala Desa Krikilan, Sunarwan, mengatakan proyek pembangunan jalan Tol Soker menghadirkan dilema. Sebagai pemimpin wilayah, dia mendukung rencana pemerintah membangunan jalan tol untuk memudahkan akses transportasi darat. Di sisi lain, dia merasa kasihan dengan warganya yang tidak mendapat ganti rugi sesuai taksiran harga tanah di sekitarnya.

“Saya sudah menyurvei harga tanah di sekitar Krikilan. Harga tanah antara Rp600.000/meter hingga Rp800.000/meter. Kalau ganti rugi tanah hanya Rp400.000/meter, tentu tidak cukup untuk membali tanah pengganti. Kalau cukup, paling luasnya berkurang banyak,” papar Sunarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya