SOLOPOS.COM - Warga dari Kecamatan Banyudono dan Ngemplak mengikuti sosialisasi dan konsultasi publik pembebasan lahan tambahan tol Soker di Balai Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, Selasa (25/10/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono, hingga saat ini tinggal satu warga yang belum menyetujui lahannya dibebaskan.

Solopos.com, BOYOLALI — Nyaris seluruh warga Boyolali di Kecamatan Banyudono dan Ngemplak yang terdampak pembangunan tol Solo-Kertosono menyetujui lahan mereka dibebaskan untuk pembangunan tol tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hanya satu warga asal Desa Donohudan yang menolak dengan alasan proyek nasional tersebut merugikan dia dan warga di sekitarnya. Satu warga itu adalah Suparno, warga RT 002/ RW 007 Desa Donohudan.

Dalam forum konsultasi publik di Balai Desa Ngesrep, Ngemplak, Selasa (25/10/2016), Suparno bertekad tak akan melepaskan lahannya. Ia tetap mempertahankan tanah dan rumahnya selama pemerintah tak mengabulkan permohonannya, yakni mengganti sejumlah overpass di sekitarnya menjadi underpass.

Menurutnya, bangunan overpass akan mempersulit mobilitas warga. “Kami atas nama komunitas terdampak tol Soker Desa Donohudan meminta akses kampung yang selama ini tertutup tol dikembalikan,” kata dia.0

Menanggapi hal itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Soker, Waligi, mengatakan tahapan pembebasan lahan tak akan terhenti hanya karena penolakan seorang warga. Lahan yang akan dibebaskan tidak terletak dalam satu area, melainkan tersebar di seratusan lokasi.

Tahapan pembebasan lahan tetap akan dilanjutkan. “Kalau tahapan berhenti hanya karena satu orang menolak, kasihan kan ratusan warga lainnya yang sudah setuju,” ujarnya.

Dalam konsultasi publik tersebut, sedikitnya 228 warga Boyolali yang diundang datang semua. Setelah menerima sosialisasi, warga menyatakan setuju lahan mereka dibebaskan untuk kepentingan tol.

Persetujuan itu dituangkan dalam berita acara untuk disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. “Terkait penolakan warga Donohudan itu, akan kami serahkan kepada Pemprov Jawa Tengah dan Pemkab Boyolali untuk dimediasi,” ujar Waligi.

Secepatnya Waligi akan melanjutkan tahap pelaksanaan yang meliputi inventarisasi, pengumuman peta bidang, penetapan nilai, pemberian ganti rugi, hingga pelepasan objek pengadaan tanah.

Ia berharap sebelum batas waktu empat bulan habis, proses pembebasan lahan yang menelan anggaran sekitar Rp700 miliar kelar. Seperti diketahui, jumlah lahan yang akan dibebaskan untuk penambahan Tol Soker kali ini mencapai 56,2 hektare.

Di wilayah Boyolali, lahan yang akan dibebaskan mencapai 16,6 hektare. Sementara di Karanganyar dan Sragen, masing-masing 21,4 hektare dan 29,9 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya