SOLOPOS.COM - Dua unit mobil pemudik melintasi jalur mudik jalan tol yang masih lengang di wilayah Paldaplang, Sambungmacan, Sragen, Selasa (20/6/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Sebanyak 781 bidang lahan tambahabmn untuk proyek tol Soker di wilayah Sragen belum dibebaskan. 

Solopos.com, SRAGEN — Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Sragen terus mengebut negosiasi pembebasan lahan tambahan untuk proyek jalan tol Solo-Kertosono (Soker).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu dilakukan karena 2018 mendatang tol Soker ditargetkan sudah bisa beroperasi. Hingga Jumat (8/9/2017), baru lima persen dari sekitar 781 bidang tanah tanah tambahan yang sudah mendapat ganti rugi. Sisanya sedang tahap penaksiran dan negosiasi harga dengan pemilik lahan.

“Kami terus keliling ke desa-desa untuk bertemu dengan para pemilik lahan. Kami targetkan akhir tahun ini tuntas,” tutur Sekretaris P2T Sragen, Wahyu Dwi Hari Prasetyo, saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Wahyu menjelaskan lahan tambahan untuk proyek tol Soker di Bumi Sukowati sekitar 781 bidang. Tapi angka tersebut masih bisa berubah sewaktu-waktu. Pada praktiknya setelah data dicek, beberapa lahan bisa dihindari sehingga tak harus dibebaskan.

“Untuk sementara ini lahan yang kami targetkan dibebaskan 781 bidang. Tapi jumlahnya berubah-ubah. Ada beberapa bidang yang hanya terkena satu meter atau dua meter sehingga akhirnya dari pertimbangan teknis, tidak harus dibebaskan,” imbuh dia.

Luas lahan tambahan itu, menurut Wahyu, sekitar 18 hektare. Lahan itu tersebar di 17 desa di enam kecamatan, yaitu Masaran, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Gondang, dan Sambungmacan. Lahan tambahan paling luas di Desa Bumiaji, Gondang.

Di desa itu ada 44 bidang tanah seluas 22.113 meter persegi yang mesti dibebaskan. Setelah Bumiaji ada Desa Gringging, Sambungmacan, dengan 57 bidang tanah seluas 21.879 meter persegi. Sedangkan luas lahan paling sedikit di Pandak, Sidoharjo.

Di desa itu hanya tiga bidang tanah seluas 523 meter persegi yang akan dibebaskan. “Yang sudah dibayarkan baru sebagian kecil. Kemarin [Kamis, 7/9/2017] kami musyawarah harga dengan pemilik lahan di Jati dan Karangmalang, Kecamatan Masaran,” terang dia.

Sedangkan desa yang belum musyawarah harga yaitu Pringanom dan Purwosuman. Saat ini P2T Sragen masih menunggu daftar harga hasil penaksiran tim independen. “Di luar yang sudah dibayar, masih menunggu pembayaran dan musyawarah.”

Terpisah, Camat Masaran, Cosmas Edwi Yunanto, saat ditemui Solopos.com, Kamis, berharap pembebasan lahan tambahan untuk tol Soker bisa segera rampung. Pemerintah desa dan kepala desa diminta aktif mendampingi P2T Sragen.

Menurut dia, lahan tambahan tol Soker di wilayahnya berada di Desa Krikilan, Masaran, Jati, dan Karangmalang. “Sejauh ini yang sudah pembayaran ganti rugi di Krikilan dan Masaran. Di Jati dan Karangmalang masih negosiasi harga,” kata dia.

Cosmas menjelaskan di Krikilan dan Masaran ada empat bidang tanah yang belum mendapat ganti rugi lantaran belum terjadi kesepakatan harga. Tapi dia optimistis dalam waktu dekat empat bidang tanah itu bakal dilepas bila sudah ada kesesuaian harga.

“Tidak ada penolakan terhadap upaya pembebasan lahan. Hanya harga yang belum cocok. Berapa bidang tanah yang di wilayah Masaran saya tidak hafal. Mudah-mudahan bisa segera tuntas tanpa ada yang merasa dirugikan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya