SOLOPOS.COM - Sudarno, 60, berdiri di teras rumah barunya yang bakal digusur karena proyek pelebaran tol Solo-Kertosono (Soker) di Dusun Jambu, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen, Jumat (28/10/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono, pelebaran tol Soker menggusur banyak rumah.

Solopos.com, SRAGEN — Sudarno, 60, baru saja merasakan ketenangan setelah berhasil membangun rumahnya di Dusun Jambu, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rumah yang belum selesai sepenuhnya itu berdiri kokoh di lahan seluas 200 meter persegi. Masih perlu dicat dan penyempurnaan di sana-sini.

Namun, Sudarno tak akan pernah menempati rumah tersebut. ”Rumah baru itu belum sempat kami tinggali. Proses finishing terpaksa kami hentikan. Bukan karena ketiadaan dana. Tapi, buat apa kami melanjutkan proses pembangunan rumah kalau tak lama lagi bakal dirobohkan,” kata Sudarno saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (28/10/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Rumah Sudarno harus dirobohkan lagi karena terkena proyek pelebaran tol Soker. Hal itu membuat hidup Sudarno kembali tidak tenang.

Apalagi ini bukan kali pertama rumahnya terkena proyek tol tersebut. Rumahnya yang sebelumnya juga harus dirobohkan karena berada di jalur tol Soker pada 2013 silam.

Saat itu dia mendapat ganti rugi sekitar Rp490 juta. Sebagian dana itu dia investasikan untuk membeli tanah. Sisanya untuk membangun rumah.

Namun, dia harus meminjam dana ke bank untuk membangun rumah kembali di pekarangan yang masih kosong. Kini, ia kembali harus merelakan rumahnya digusur.

”Rumah baru saya ini sudah menelan dana sekitar Rp400 juta. Luas bangunannya 122 meter persegi. Sayang sekali kalau harus digusur,” papar dia.

Hingga sekarang Sudarno masih kebingungan untuk mencari tempat tinggal. Situasi itu sangat tidak ia harapkan. Apalagi saat dia sudah memasuki masa pensiun.

”Seharusnya saya itu tinggal menikmati masa pensiun saja. Tidak perlu memikirkan hal berat seperti ini. Digusur untuk kedua kali itu rasanya luar biasa. Apalagi rumah terakhir yang mau digusur itu masih baru, bahkan belum sempat ditinggali. Saya seperti buang uang Rp400 juta dengan percuma,” ungkap Sudarno.

Di Dusun Jambu terdapat 13 rumah yang terancam digusur akibat terkena proyek perluasan jalan tol. Sepuluh rumah berada tepat di sebelah utara jalan tol, tepatnya di RT 010. Sementara tiga rumah lainnya berada di sebelah selatan jalan tol, tepatnya di RT 009.

”Jika rencana pelebaran jalan tol itu disampaikan jauh-jauh hari tentu tidak akan serunyam ini masalahnya,” jelas warga lain yang terkena penggusuran, Suparno.

Sebelumnya diberitakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyosialisasikan rencana pengadaan tanah untuk perluasan lahan tol kepada ribuan warga yang terdampak di Bumi Sukowati. Sosialisasi digelar di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Rabu (26/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya