SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat lokasi terowongan jalan poros desa serta jalur irigasi di wilayah Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Selasa (28/9/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SOLO—Petani di Kabupaten Klaten meminta agar saluran irigasi tak terganggu proyek jalan tol Solo-Jogja. Apa pun rekayasa yang dilakukan pelaksana proyek strategis nasional tersebut, petani meminta agar sawah mereka tetap mendapatkan suplai air.

Di Klaten, terdapat 339 saluran irigasi yang berada di sepanjang kawasan yang bakal menjadi ruas jalan tol Solo-Jogja. Saluran irigasi itu menyebar dari ujung timur hingga barat, mulai dari Kecamatan Polanharjo yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali hingga wilayah Kecamatan Manisrenggo dan Prambanan yang berbatasan dengan Sleman, DI Yogyakarta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mayoritas lahan terdampak proyek tol merupakan lahan pertanian yang berdampingan dengan saluran irigasi. Jumlah itu berdasarkan data yang diterima Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten dari beberapa kali rapat koordinasi dengan pelaksana proyek jalan tol Solo-Jogja.

Baca Juga: Warga Girimarto Ditusuk Gara-Gara Arisan Online, Ini Alasan Pelaku

“Itu ada saluran irigasi tersier termasuk saluran irigasi sekunder. Jadi kalau jumlah total ada 339 saluran. Insya Allah tidak ada [saluran irigasi] yang dimatikan [ditutup],” kata Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, saat ditemui Solopos.com di DPKPP Klaten, Selasa (28/9/2021).

Widiyanti mengatakan dari beberapa kali rapat yang membahas teknis pembangunan jalan tol, pelaksana proyek bakal mengamankan saluran-saluran irigasi sebelum konstruksi utama mulai dikerjakan. Pada saluran irigasi yang melintang pada ruas jalan tol bakal dibuatkan pengaman menggunakan box culvert, salah satu jenis beton pracetak yang sering digunakan untuk konstruksi saluran air.

Dimensi bangunan itu disesuaikan dengan saluran irigasi yang sudah ada.  Ketinggian terowongan dibuat hingga memungkinkan orang dewasa memasuki saluran untuk membersihkan sedimen yang menumpuk di dalam terowongan.

Baca Juga: Gara-Gara Arisan Online, Warga Girimarto Ditusuk Pakai Pisau Dapur

 

Debit Air

“Dimensinya akan dikondisikan sehingga orang dewasa tetap bisa masuk untuk melakukan melakukan perawatan dan pembersihan. Untuk lebar saluran tergantung irigasi yang sudah ada, disesuaikan dengan ketentuan dari sana minimal 1,5 meter,” kata Widiyanti.

Soal debit air yang melintasi saluran tersebut, Widiyanti menjelaskan debit air tak terganggu. Ketinggian permukaan serta lokasi saluran irigasi disesuaikan dengan lokasi saluran irigasi sebelumnya sehingga aliran air relatif sama.

“Di sana tidak mengubah permukaan. Pasti disesuaikan dengan kondisi permukaan yang ada,” kata Widiyanti.

Baca Juga: 2 Situs Cagar Budaya di Klaten Terdampak Proyek Tol Solo-Jogja

Sekretaris Desa Sidomulyo, Sunarto, mengatakan ada tujuh saluran irigasi yang bakal terdampak jalan tol Solo-Jogja. Dari ketujuh saluran itu, sudah ada sekitar tiga terowongan yang dibangun. Seperti dua terowongan saluran irigasi yang berada di sebelah terowongan jalan poros desa.

“Ukuran saluran irigasi itu lebar 2 meter dan ketinggian 2 meter. Sementara, untuk lebar jalan itu 7 meter dan ketinggian sekitar 4 meter,” kata Sunarto.

Sebelum pembangunan terowongan irigasi dilakukan, perwakilan kelompok tani sudah diundang pelaksana proyek jalan tol untuk membahas teknis saluran irigasi yang bakal melintang di bawah jalan tol. Pembuatan terowongan saluran irigasi disesuaikan permintaan dari para petani.

Baca Juga: Okupansi Hotel di Boyolali Mulai Naik

 

Tak Terganggu

“Dari proyek petani menanyakan tuntutannya apa saja? Permintaan petani sederhana saja, saluran irigasi jangan sampai mati. Jangan sampai air di bagian hulu terbendung dan air di bagian hilir jangan sampai macet,” ungkap dia.

Dari sisi bentuk, saluran irigasi yang bakal berada di bawah jalan tol jelas berbeda dengan saluran irigasi yang selama ini ada berupa bangunan talut pada kedua sisi serta tak tertutup pada bagian atas. Soal ukuran terowongan saluran irigasi, Sunarto mengatakan relatif lebih lebar dibandingkan saluran irigasi yang sudah ada. Rata-rata lebar saluran irigasi sekitar 70 sentimeter. “Untuk debit air saat ini tidak terganggu. Justru lebih besar,” kata dia.

Baca Juga: Angkringan di Delanggu Ini Beri Diskon 50% ke Penyandang Disabilitas

Kadus III Desa Sidoharjo, Sri Widodo, mengatakan ada enam saluran irigasi dengan salah satu berupa sungai yang bakal terdampak proyek tol di wilayah Sidoharjo. Sri Widodo menjelaskan sudah ada dua lokasi yang dibangunkan terowongan untuk saluran irigasi melintasi jalan tol. Lokasi saluran tetap berada di tempat yang sama atau tak dipindahkan.

“Sudah dibuatkan pengaman di dua titik. Selama proses pembuatan pengaman itu, aliran air tetap lancar karena dibuatkan saluran sementara,” kata Sri Widodo.

Salah satu petani di Desa Sidomulyo, Ali, 42, mengatakan saluran irigasi hingga kini tak terganggu meski proyek fisik sudah dimulai di wilayah Sidomulyo sejak Agustus lalu. “Permintaan kami tetap aliran airnya dilancarkan. Permintaannya hanya itu,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya