TOL SEMARANG-SOLO Kenai Lahan Pertanian di Kragilan

BOYOLALI–Rencana pembebasan lahan untuk mega proyek tol Semarang-Solo bagian Salatiga-Boyolali terus bergulir. Di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali sendiri, proyek ini mengenai sebagian besar lahan pertanian milik warga.

Diperkirakan, lahan pertanian yang terkena proyek tol ini bakal digunakan sebagai titik keluar masuk ke jalan tol.  “Lahan pertanian itu berada di pinggiran desa. Proyek tol ini diprediksi mengenai lahan sepanjang 1,5km dengan lebar sekitar 21meter,” papar Sekdes Kragilan, Sugeng saat ditemui Espos di balai desa, Senin (27/2/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dijelaskan, sejumlah lahan tersebut berada di beberapa dukuh. Antara lain, Ingas, Gampeng, Kawangan serta Berduk. Kebanyakan area tersebut berupa pertanian milik warga serta hanya beberapa masuk tanah kas desa atau tanah bekas bengkok. “Proyek ini hanya mengenai satu rumah milik warga di Dukuh Berduk. Sebenarnya kita upayakan agar tidak mengenai pemukiman. Akan tetapi, tidak terelakkan sehingga mengenai satu rumah,” tambahnya.

Sugeng mengatakan sosialisasi tentang pembebasan lahan ini telah dilakukan di tingkat desa pada 23 Februari lalu. Selanjutnya tinggal menunggu pengukuran kepastian lahan yang akan digunakan untuk tol. Dijelaskan, pada umumnya warga setempat setuju jika lahannya terkena tol. Hanya saja, mereka menunggu kesepakatan harga ganti rugi tanah.

Proyek itu mengenai setidaknya lahan milik sekitar 70 KK. Warga setempat meminta sekitar Rp250.000 per meter perseginya untuk ganti rugi tanah ini. Meski demikian harga tanah bervariatif tergantung letaknya.

Sementara itu, salah satu warga, Marbani yang rumahnya terkena proyek ini mengatakan setuju adanya proyek tol ini.  “Kami setuju saja tetapi asal ada ganti rugi yang sesuai. Pasalnya, selain lahan juga ada bangunan di atasnya. Asal ada ganti rugi mungkin berupa tanah juga bangunan,” pungkasnya.

JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas