SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan jalan. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Pembangunan jalan tol lingkar luar sisi timur-selatan Kota Solo disebut hanya akan berdampak sebatas mengurangi volume kendaraan berat namun tak bisa mengatasi kemacetan lalu lintas.

Untuk benar-benar mengatasi kemacetan, pemerintah mesti mengoptimalkan penggunaan bus Batik Solo Trans (BST) yang terintegrasi dengan angkutan umum di setiap halte serta railbus Batara Kresna.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pernyataan ini diungkapkan pengamat transportasi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bambang S Pujantiyo, saat dimintai tanggapan Solopos.com mengenai rencana pembangunan jalur tol lingkar luar Solo oleh Kementerian PUPR.

Menurut Bambang, dampak pembangunan jalan tol tidak ada bedanya ketimbang jalan lingkar timur-selatan, yakni mengurangi volume kendaraan berat yang masuk dalam kota.

“Jadi hanya mengurangi kendaraan berat yang masuk ke Kota Solo. Belum bisa mengatasi kemacetan di dalam kota. Ini karena jumlah kendaraan bermotor baik mobil dan sepeda motor terus bertambah setiap tahun,” katanya melalui telepon, Rabu (28/12/2022).

Guna mengatasi kemacetan lalu lintas, pemerintah harus membenahi sistem moda transportasi publik di Solo. Selama ini, layanan transportasi publik di Solo mengandalkan armada BST yang melayani enam koridor ditambah enam koridor lain khusus angkutan pengumpan atau feeder.

Transportasi Publik Terintegrasi

Namun, belum ada transportasi publik yang terintegrasi di setiap halte bus. “Kalau turun di halte selesai, seolah-olah angkutan umum hanya sampai halte. Hanya untuk warga yang tinggal di sekitar halte. Lalu warga yang rumahnya jauh dari halte bus terus numpak apa, apa kudu tuku mobil? Di halte harus terintegrasi dengan angkutan umum lain, misalnya angkutan perkotaan atau angkot,” ujarnya.

Dengan begitu, integrasi moda transportasi publik membuat kenyamanan penumpang lebih terjamin. Mereka tak perlu lagi berganti-ganti angkutan umum untuk menuju lokasi tujuan. Masyarakat memilih menggunakan transportasi publik karena faktor kenyamanan dan keamanan.

Integrasi transportasi publik lain di Kota Solo, lanjut Bambang, bisa dengan mengoptimalkan railbus Batara Kresna yang melayani rute perjalanan Solo-Wonogiri PP. Kota Solo dikelilingi jalur rel kereta api yang terhubung di beberapa stasiun.

Integrasi bus BST dengan railbus Batara Kresna menjadi solusi dalam mengurangi kemacetan dalam kota. “Bisa diposisikan melingkar di dalam kota.  Ada jalur rel kereta, tinggal dioptimalkan saja di stasiun. Railbus Batara Kresna bisa dintegrasikan dengan BST. Ini untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi,” paparnya.

Dosen Fakultas Teknik UNS Solo itu menyampaikan moda transportasi publik yang terintegrasi harus bersaing dengan kendaraan pribadi dalam konteks kenyamanan. Masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi lantaran lebih nyaman.

Mereka tak perlu lagi berpindah atau berganti bus untuk sampai di lokasi tujuan. Karena itu, pembenahan sistem moda transportasi publik di Kota Solo harus mengutamakan door to door service bagi penumpang.

Rute Jalan Tol Lingkar Luar Solo

“Kenapa sih bertambah kendaraan pribadi? Karena lebih nyaman. Dari pintu rumah langsung bisa sampai pintu kantor, enggak perlu ganti-ganti. Angkutan publik harus berani bersaing dengan kendaraan pribadi dengan mengurangi turun naik, mengurangi ketidaknyamanan. Harus door to door service,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah berencana membangun jalan tol lingkar luar Solo melewati tiga kabupaten yakni Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten. Rutenya mulai dari Kebakkramat, Palur, Mojolaban, Polokarto, sampai Gatak, dan lanjut sampai Klaten.

Rencana pembangunan jalan tol di lokasi yang sebelumnya direncanakan dibangun jalur lingkar timur-selatan Kota Solo itu saat ini memasuki tahap feasibility study atau studi kelayakan yang baru dimulai sekitar Oktober 2022 lalu oleh PT Virama Karya sebagai pemenang tender yang digelar Kementerian PUPR.

Anggaran untuk studi kelayakan itu cukup besar yakni mencapai lebih dari Rp4 miliar. Belum ada informasi pasti kapan studi kelayakan itu akan selesai dan kapan jalan lingkar luar Solo akan mulai dibangun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya