SOLOPOS.COM - Anak-anak menyeberang Selokan Mataram melalui jembatan kecil di Tlogoadi, Mlati, Sleman, DI. Yogyakarta, Jumat (09/01/2014). Kanal sepanjang 31,2 km yang dibuat pada masa pendudukan Jepang itu memiliki fungsi utama sebagai sarana irigasi pertanian, namun di kawasan padat penduduk dan pusat pertumbuhan ekonomi aliran kanal terhambat dan kotor oleh sampah yang dibuang warga. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Tol Bawen – Jogja mendapat reaksi baik

Harianjogja.com, SLEMAN—Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengusulkan agar Tol Jogja-Bawen yang melintasi Jogja dibangun di sepanjang sisi barat Selokan Mataram secara melayang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyambut positif gagasan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : TOL BAWEN – JOGJA : Usul Selokan Mataram Disambut Positif

Konsep jalan tol yang dibangun di atas kali atau kanal sejatinya bukan barang baru. Rancangan tersebut juga diterapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk tol rute Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu. Tol dibangun di sepanjang Sungai Kalimalang sepanjang 21 kilometer.

Konstruksi jalan dibuat terpisah di kanan dan kiri tepian sungai. Ruas jalan selebar hanya 28 meter meter dan per jalur mampu dilewati tiga kendaraan roda empat. Saat ini, pembangunan tol tersebut masih berjalan dan ditargetkan selesai akhir tahun ini.

Anggota Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan DIY Rani Sjamsinarsi mengatakan usulan Gubernur DIY masih berupa pembicaraan awal. Apa yang digagas Sultan, kata dia, bertujuan agar pembangunan tol tidak terlalu banyak memakan lahan.

“Kalau jalan tol dibangun di atas [secara melayang] masyarakat masih bisa beraktivitas di bawahnya,” ujar dia, Rabu (16/8/2017).

Direktur Proyek Jalan dan Jembatan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Max Antameng dalam pertemuan membahas garis besar bisnis proyek Tol Jogja-Bawen di Hotel Eastparc beberapa waktu lalu memperkirakan pembangunan Tol Jogja-Bawen sejauh 71 kilometer bakal menelan biya senilai Rp12,139 triliun. Skema pendanaan berasal dari kerja sama pemerintah dengan badan usaha. Proyek ini rencanya akan mulai konstruksi pada 2018 dan beroperasi pada 2020 mendatang.

KPPIP juga menargetkan pembangunan tol Jogja-Solo sepanjang 40,49 kilometer dengan investasi Rp16,019 triliun. Sama halnya dengan tol Jogja-Bawen, pembangunan jalur tol tersebut akan dimulai pada 2018 dan diharapkan dapat beroperasi pada 2020 mendatang.

“Saat ini kami masih lakukan studi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya