SOLOPOS.COM - Seorang warga sedang memantau kondisi air rob yang terjadi di wilayah Sriwulan, Sayung, Kabupaten Demak, Rabu (25/5) dini hari. (Soolopos.com/Dickri Tifani Badi)

Solopos.com, SOLO — Banjir rob yang melanda Semarang dan beberapa kawasan pantau utara (pantura) Jawa dipastikan tidak mengganggu proyek tol Semarang-Demak. Bahkan, tol Semarang-Demak yang disebut merupakan tol atlantis diyakini akan membantu mencegah banjir rob dan genangan di Semarang dan Demak.

“Alhamdulillah tidak berdampak signifikan karena dampak terbesar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,” jelas Dedy Susanto General Manager Technical PT PP Semarang-Demak, Senin (23/5/2022) malam, sebagaimana dilansir dari Bisniscom.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deddy menjelaskan bahwa proses pembangunan jalan tol masih terus berjalan. “Di Sayung memang terjadi kenaikan muka air rob, namun tidak berdampak ke pelaksanaan proyek,” jelasnya.

Dia mengatakan hingga saat ini pengerjaan tol Semarang-Demak seksi II dari Sayung hingga Demak telah mencapai 81 persen. Sedangkan untuk Seksi I sambil menunggu persetujuan loan, sedang dilaksanakan pekerjaan trial embankment.

Pada Januari 2022 lalu, Sekretaris BPJT Triono Junoasmono pada saat kunjungan kerja (kunker) Komisi V DPR RI ke Tol Semarang-Demak Seksi II menyebutkan tol Semarang-Demak tidak hanya berfungsi memperlancar arus lalu lintas di kawasan pantura.

Baca Juga: Gegara Banjir Rob, Semarang Trending Topic di Twitter

Tol atlantis ini bermanfaat untuk mengurangi dampak banjir rob yang sering terjadi kota Semarang. Tol Semarang-Demak sepanjang 27 km juga digunakan sebagai penahan banjir dan genangan air yang selama ini menjadi permasalahan wilayah Semarang dan sekitarnya.

“Keberadaan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan tanggul [laut] akan memperkuat daya tahan Semarang bagian utara dalam menghadapi banjir rob,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya pada Januari 2022 lalu.

Jalan Tol Semarang-Demak terdiri dari 2 seksi yakni Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km dengan sumber pendanaan dari Pemerintah (Loan Cina) sebesar Rp10,9 triliun dan baru terkontrak 24 Januari 2022. Seksi 2 Sayung- Demak sepanjang 16,31 km dari BUJT dengan biaya sebesar Rp4,3 T dan progres fisik 70%.

“Seksi 1 sepanjang 10,64 km baru terkontrak dengan ditargetkan selesai konstruksi akhir tahun 2024 dan akan beroperasi pada awal tahun 2025. Seksi 2 memiliki progres fisik 70% dengan ditargetkan selesai akhir tahun 2022 dan beroperasi pada awal tahun 2023. Masalah utama Seksi 1 adalah masalah lahan karena sebelumnya ada tanah sekarang jadi laut atau tanah musnah,” kata Triono dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Wida mengatakan, permasalahan pada Seksi 1 yaitu ada tanah bersertifikat milik warga yang sudah tertutup oleh air laut atau atlantis sehingga menyulitkan proses pembayaran ke warga yang bersangkutan.

Baca Juga: Adhi Karya Menangi Paket Pekerjaan Tol Semarang Demak Rp2,1 Triliun

“Di Seksi 1 terdapat 5 kepemilikan sertifikat tanah, namun tertutup oleh air laut. Tanah tersebut tidak bisa dibayarkan seluruhnya karena tidak dimungkinkan untuk pengukuran.” ucapnya.

Bupati Demak, Esti’anah menjelaskan, tanah musnah atau atlantis di proyek tol Semarang-Demak terjadi karena penurunan air tanah dan peningkatan air laut.

“Permasalahan tanah musnah di Kab. Demak terjadi karena penurunan air tanah dan peningkatan air laut. Harapan kami agar masyarakat mendapatkan ganti untung yang semestinya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya