SOLOPOS.COM - Sugeng Riyanto. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Jajaran Polresta Solo diminta secepatnya mengungkap dan menangkap pelaku kasus penyerangan atau tindak kekerasan terhadap warga Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT, Selasa (15/9/2020) dini hari lalu.

Hal itu untuk meredam gejolak emosi warga PSHT dari berbagai daerah yang sempat melakukan konvoi dan berkumpul sekitar Stadion Manahan Solo, Selasa malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya kira sangat baik kalau kepolisian bisa menuntaskan sesegera mungkin [insiden kekerasan terhadap warga PSHT] agar tak terjadi hal yang dikhawatirkan. Pada sisi lain, ketua-ketua cabang PSHT Soloraya juga harus berkomitmen untuk tidak mengerahkan massa lagi. Biarkan pihak kepolisian bekerja,” kata Anggota Dewan Pertimbangan DPC PSHT Parluh 16 Solo, Sugeng Riyanto, kepada Solopos.com via ponsel, Rabu (16/9/2020).

Seberangi Bengawan Solo Pakai Batang Pisang, Remaja Sambungmacan Sragen Tewas Tenggelam

Ekspedisi Mudik 2024

Sugeng menjelaskan Indonesia adalah negara hukum. Setiap warga negara Indonesia sama kedudukannya dalam mata hukum. Karena itulah, ia mengajak warga PSHT menyerahkan pengusutan kasus penyerangan terhadap warga PSHT Sukoharjo dan daerah lainnya kepada aparat penegak hukum.

“Jadi percayakan proses pengusutan kasus ini kepada aparat penegak hukum. Kita harus percaya aparat penegak hukum pasti akan mengusut tuntas kasus ini hingga proses peradilan,” katanya.

Sugeng menilai aksi massa PSHT juga tidak sesuai kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Kerumunan massa berisiko menyebarkan Covid-19.

Santunan Kematian Covid-19 Solo: Baru 3 Berkas Lengkap, Dinsos Terus Kumpulkan Data

Risiko Membuat Masyarakat Resah

Padahal pemerintah dan seluruh elemen bangsa beberapa bulan terakhir bekerja keras untuk menekan angka kasus Covid-19. Untuk itu lebih baik warga PSHT menunggu dulu dan tenang menyikapi kasus penyerangan pada Selasa lalu.

“Konvoi kendaraan atau kumpul-kumpul massa jumlah besar juga mengandung risiko membuat masyarakat Solo resah. Sehingga saya rasa itu tidak perlu. Apalagi proses hukum masih berjalan. Jadi tidak usah kita memobilisasi massa yang hanya akan memperkeruh suasana. Serahkan saja kepada polisi,” tegasnya.

Menurut Sugeng, ketua cabang PSHT Solo raya sudah bekerja keras menahan warganya agar tidak berkerumun dan melakukan konvoi kendaraan pada Selasa malam.

Pasien Covid-19 Bisa Kena Happy Hypoxia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

“Itu tidak ada yang mobilisasi massa. Ketua cabang langsung terjun ke lapangan minta sedulur-sedulur warga pulang ke rumah masing-masing,” tuturnya.

Seperti informasi sebelumnya, massa berdatangan ke Plaza Manahan Solo pada Selasa malam. Hal itu menyusul adanya ajakan melalui pesan berantai untuk aksi solidaritas menyusul insiden penyerangan warga PSHT di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Selasa dini hari.

Aksi solidaritas itu tidak jadi dan sebagai gantinya warga PSHT beraudiensi bersama Polresta Solo. Namun, massa berdatangan ke Plaza Manahan dari berbagai kemudian. Polisi berusaha menghalau mereka agar pulang ke rumah masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya