SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Tim 8 masih mencari bahan-bahan verifikasi sebagai dasar mengeluarkan rekomendasi pada Presiden SBY dalam kasus Bibit dan Chandra. Namun menghentikan kasus tersebut adalah solusi jitu.

“Kasus ini sebaiknya di-SP3 atau kalau tidak Jaksa Agung mengeluarkan SKPP yaitu Surat Keputusan Penghentian Penyidikan,” ujar anggota Tim 8 ini sebelum memasuki gedung Watimpres, Jl Veteran, Jakarta, guna ‘memeriksa’ Antasari Azhar, Minggu (8/11) pukul 12.30 WIB.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Meski demikian, untuk sampai ke rekomendasi itu Tim 8 masih membutuhkan banyak informasi. “Ya kita mungkin akan menunggu beberapa hari ke depan. Tapi yang pasti kita akan informasikan kasus ini agar kasus ini cepat ditangani,” ujar pengacara senior ini.

Jadi kasus ini akan  didorong ke SP3? “Kita belum bisa bicara itu. Kita melihat banyak pertanyaan yang belum bisa dijawab oleh pihak kejaksaan dan kepolisian. Kita akan klirkan dulu itu,” ujarnya.

Sementara perlawanan publik yang dipicu oleh rasa keadilan yang terkoyak membuat Tim 8 bekerja keras agar kasus Bibit dan Chandra lekas terang benderang. Perlawanan itu tak bisa dianggap enteng.

“Kita lihat sendiri, di berbagai kota sudah ada demo di mana-mana. Perlawanan online tak bisa diabaikan. Karena sangat cepat sekali dinamikanya dan semakin mendapat dukungan luas,” ujar anggota Tim 8 ini sebelum memasuki gedung Watimpres, Jl Veteran, Jakarta, guna ‘memeriksa’ Antasai Azhar, Minggu (8/11) pukul 12.30 WIB.

Tim 8 telah bergerak cepat dengan merekomendasikan pada Presiden agar menonaktifkan pejabat-pejabat di lingkungan Polri dan Kejaksaan yang terkait dengan rekaman Anggodo. Rekomendasi final masih terus digodok seiring dengan pengumpulan data yang dilakukan Tim 8.

“Tapi yang pasti kita akan informasikan kasus ini agar kasus ini cepat ditangani. Sebab ini bisa berdampak luas,” katanya.

Dampak luas itu misalnya adalah perlawanan online yang tak terhenti dan demo yang digelar di Jakarta hari ini. “Kita tak bisa menunggu lebih lama lagi,” ujarnya.

Tim 8 saat ini berusaha mencari jawab soal missing link. “Siapa Yulianto? Di mana dia? Nah kita belum dapat jawaban adanya missing link tesebut. Ini kan keterangan dari Ari Muladi, tapi masih ada missing link. Ya kita akan cari dulu jawaban-jawabannya,” demikian Todung.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya