Solopos.com, JAKARTA -- China berharap Indonesia untuk tetap tenang dalam merespon perbedaan klaim hak dan kepentingan maritim di Laut China Selatan (Natuna Utara).
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam pernyataan pers rutinnya pada Rabu (8/1/2020), setelah pemerintah Indonesia mengerahkan jet tempur dan kapal perang di wilayah tersebut.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
"Saya ingin menekankan bahwa China dan Indonesia tidak memiliki perselisihan mengenai kedaulatan wilayah. Kami memiliki klaim hak dan kepentingan maritim yang tumpang tindih di beberapa wilayah di Laut Cina Selatan," kata Shuang yang dirilis melalui laman resmi Kemenlu China, Kamis (9/1/2020).
"China berharap Indonesia akan tetap tenang. Kami ingin menangani perbedaan kami dengan Indonesia dengan cara yang tepat dan menjunjung tinggi hubungan bilateral kami serta perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," katanya lebih lanjut.
Kisah Kelam PSK: Melayani saat Mens
Shuang menambahkan bahwa pihaknya juga telah melakukan kontak satu sama lain dengan Indonesia mengenai masalah tersebut melalui saluran diplomatik.
Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!
Adapun kapal penjaga pantai China dan nelayan negara itu beberapa kali terlihat memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sejak akhir Desember 2019.
Ramalan Bencana 2020, Waspada Gempa 9SR!
Pemerintah Indonesia kemudian merespons dengan penegasan bahwa China sudah melanggar batas wilayah yang telah disepakati dalam UNCLOS 1982.
Doa Agar Anak Tak Diganggu Makhluk Halus
Sementara itu, China berulang kali menyatakan bahwa China memiliki hak kedaulatan dan yurisdiksi atas Kepulauan Nansha dan perairan terkait di dekatnya (termasuk di dalamnya ZEEI di perairan Natuna).
Catat! Ini Cara Mengetahui Mobil yang Pernah Terendam Banjir
China mengklaim tidak melanggar hukum internasional karena perairan Natuna termasuk dalam Nine-Dash Line China.
Tak Berjilbab, Siswi SMAN 1 Gemolong Sragen Diintimidasi Pengurus Rohis
Nine-Dash Line atau sembilan garis putus-putus adalah wilayah historis Laut China Selatan seluas 2 juta kilometer persegi yang 90 persen diklaim China sebagai hak maritimnya.
Makam Lina Mantan Istri Sule Dibongkar
Padahal wilayah ini berjarak 2.000 kilometer dari daratan China.