SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)--Desa Tlobo, Kecamatan Jatiyoso, menjadi proyek percontohan desa open defection free (ODF) atau desa yang masyarakatnya tidak lagi buang air besar di sembarang tempat.

Menurut Kepala Desa Tlobo, Sularmin, hampir semua warganya kini telah memiliki jamban atau tempat buang air besar. Hal itu tidak lepas dari peran serta masyarakat dalam membangun desa. Salah satunya yakni dengan membentuk organisasi yang menangani masalah tersebut, pada 2007 lalu. “Dulu memang banyak yang belum memiliki jamban dan BAB (buang air besar-red) di sungai,” kata Sularmin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karena tidak adanya jamban, maka pihaknya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk pengadaan toilet leher angsa. Sejak 2007 hingga 2009 masyarakatnya telah memiliki jamban sendiri. Kini, warga yang belum memiliki jamban tidak lebih dari dua persen.

Ekspedisi Mudik 2024

Tidak sedikit dana yang telah dikeluarkan untuk pembuatan jamban. Pengadaan perlengkapan seperti leher angsa saja butuh dana senilai Rp 220 juta. Selain itu ada juga tambahan dana kas senilai Rp 11 jutaan dan Rp 52 juta dari swadaya masyarakat.

“Ini menandakan antusiasme masyarakat pada kesehatan sangat besar,” ujar Sularmin saat kegiatan Pencanangan Desa ODF di Dusun Mireng, Desa Tlobo, Senin (19/4) siang.
Bupati Karanganyar, Rina Iriani Sri Ratnaningsih mengatakan, apa yang telah dilaksanakan warga Tlobo untuk tidak BAB di sembarang tempat, perlu dicontoh. Karena itu, pihaknya mencanangkan Desa Tlobo sebagai pilot project atau proyek percontohan kesehatan bagi desa yang lain di Bumi Intan pari.

m87

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya