SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Program TKN Jokowi-Ma’ruf Aria Bima menyebut capres nomor urut 02 Prabowo Subianto gagal memahami pertanyaan dari capres besutannya, Joko Widodo soal infrastruktur untuk unicorn.

Seperti diketahui, unicorn merupakan sebutan perusahaan rintisan atau startup yang telah berhasil mencapai valuasi nilai hingga US$ 1 miliar. Indonesia telah memiliki empat startup yang berhasil menjadi unicorn, yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Ini [masalah unicorn] bagaimana pemimpin nasional to think global, at global. Keputusannya harus berdampak pada hal-hal yang menyangkut national interest kita, dengan berwawasan global,” ungkap Aria di depan Ballroom Hotel Sultan, selepas acara Debat Capres II berakhir, Minggu (17/2/2019).

“Di mana globalisasi di sektor teknologi ini tidak bisa seorang pemimpin enggak ngerti betul mengenai informasinya. Pemimpin tidak bisa tidak mengerti betul tentang masalahnya. Bagaimana kita akan membangun daya saing nasional kita dengan hanya sekadar wawasan nasional dan regional?” tambahnya.

Aria tidak menyebut secara langsung Prabowo belum bisa berpikir secara global. Tetapi, dirinya menyebut Prabowo masih terlihat belum memahami, betapa perusahaan berbasis teknologi di Indonesia saat ini membutuhkan dukungan pemerintah.

“Saya tidak mengatakan pak Prabowo belum atau tidak [berpikir global], tapi jawaban tadi sebenarnya bukan kesalahan menjawab, tapi kesalahan mendengarkan dan memahami pertanyaan,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

“Bagaimana e-commerce atau hal-hal yang menyangkut bisnis global dengan teknologi, ini sesuatu yang tidak bisa main-main dan aturan UU kita mengalami keterlambatan dalam mengantisipasi ini. Maka hal yang disampaikan pak Jokowi adalah visi ke depan Indonesia yang berkaitan dengan teknologi,” tambahnya.

Kendati demikian, Aria tidak membenarkan bahwa pertanyaan ini disengaja pihak TKN Jokowi-Ma’ruf untuk mengonter riuh tagar #UninstallBukalapak hingga #UninstallJokowi di Twitter beberapa waktu lalu.

“Ya kita kan ngomong bahwa implisit pak Jokowi punya empati terhadap bisnis-bisnis yang berbasiskan teknologi,” jelasnya sembari tersenyum, mengungkapkan latar belakang Jokowi bertanya tentang infrastruktur unicorn pada Prabowo.

Terakhir, Aria menyatakan tidak sepakat dengan pendapat pihak penantang, bahwa perusahaan teknologi itu kapitalis seperti kata Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Djoko Santoso, atau akan membawa lari uang ke luar negeri seperti kata Prabowo.

“Satu yang menarik, di situ [perusahaan teknologi] kerakyatan hidup. Tidak lagi private capital yang berlebihan tapi lebih bagaimana kerakyatan ini lebih bisa menjadi pemilik modal kerja dan dapat menikmati hasilnya,” ungkap pria kelahiran Semarang, 29 Mei 1965 ini.

“Saya kira inilah yang harus dikembangkan ke depan. Teknologi-teknologi dan literasi mengenai masalah ini harus sejak dini dikenalkan para pengusaha-pengusaha kita,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya