SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, mengritik Munajat 212 di Monas, Kamis (21/2/2019) malam. Kegiatan yang diklaim acara keagamaan itu ternyatas bernuansa politik dan kampanye pilpres 2019.

Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/2/2019), Ace mengatakan Munajat 212 bernuansa politik dibuktikan dengan salam “dua jari” Fadli Zon, orasi Zulkifli Hasan yang tendensius kampanye, Ijtima Ulama untuk pemilihan presiden, serta hadirnya tokoh-tokoh yang mendukung capres 02 Prabowo Subianto.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

“Bagi kami, acara doa bersama tentu sangat positif walaupun nuansa politisnya sangat tak bisa dihindarkan, karena memakai embel-embel angka itu. Namun, jika doa bersama itu ternyata dipergunakan sebagai momentum untuk menyampaikan pesan-pesan politik, itu berarti sudah keluar dari nawaitunya,” ujar Ace.

Berdasarkan nuansa itu, patut diduga acara tersebut merupakan bagian dari politisasi agama dan kampanye politik. Apalagi penyelenggara acara tersebut merupakan tokoh-tokoh yang selama ini dikenal pendukung capres tertentu.

“Kampanye politik itu itu boleh-boleh saja. Namun, harus pada tempatnya. Kita semua sudah tahu peraturannya. Masyarakat juga sudah cerdas dalam menilai acara-acara seperti itu mengandung nuansa politik,” tukas Ace.

Ace menambahkan, Bawaslu harus bertindak sesuai dengan kewenangannya. Tak harus menunggu laporan karena Bawaslu  DKI memantau langsung acara itu. Terlalu kentara bahwa acara itu berbau politik dengan yel-yel seperti kampanye.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya