SOLOPOS.COM - TKI (JIBI/Solopos/Antara/Lucky R.)

Solopos.com, JAKARTA — Sebanyak 484 warga negara Indonesia (WNI) pelanggar batas izin tinggal (overstayers) yang telah mendapatkan amnesti dari Arab Saudi, tiba di Indonesia setelah pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut mereka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (10/11/2013) malam.

Para overstayers itu terdiri atas 404 perempuan dewasa dan 80 anak-anak, serta bayi. Mereka umumnya adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pendaratan mereka di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 19.15 WIB atau terlambat sekitar 5 jam dari jadwal semulai pukul 13.55 WIB. Keterlambatan terjadi karena pesawat Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan GA-983 itu sempat mengalami gangguan teknis saat berada di Bandara Jedah, Arab Saudi.

Berdasarkan keterangan Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur dan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Tatang B.U. Razaks selaku Ketua Tim Perbantuan Teknis yang diterima Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, keberangkatan pesawat tersebut yang direncanakan Minggu dini hari pukul 00.15 waktu Jedah (pukul 04.15 WIB) tertunda karena ada kerusakan ban. Kerusakan itu, menureut mereka memerlukan penggantian yang memerlukan waktu sekitar 5 jam.

Menurut Jumhur, ke-484 orang itu merupakan bagian dari 7.885 WNI yang telah berada di tarhil (penampungan) dan dalam proses pemulangan. Mereka dipilih karena rentan untuk dipulangkan lebih dulu, yakni yang perempuan, anak balita, serta yang menderita sakit.

Jumhur menyatakan pejabat berwenang Arab Saudi terus memproses penyelesaian dokumen perjalanan yang cukup memakan waktu karena beberapa tahapan harus dilalui untuk mendapatkan exit permit. Konsulat Jenderal RI di Jeddah dan Kedutaan Besar RI di Riyadh serta tim perbantuan teknis dari Jakarta terus berupaya membantu penyelesaian dokumen tersebut. Namun, mengingat jumlah overstayers dari berbagai negara mencapai puluhan ribu orang, mereka harus bekerja siang dan malam serta perlu penuh kesabaran menghadapi para overstayers yang ingin segera pulang ke negara masing-masing.

Menurut Jumhur, bukan hanya orang Indonesia yang dideportasi dari Arab Saudi, tetapi juga orang Filipina dan lainnya. “Bahkan, mereka kelabakan juga karena jumlahnya malah puluhan ribu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya