SOLOPOS.COM - Sejumlah warga membopong Roni Nasution, suami Titik Katinengsih TKW yang tewas di Malaysia, Jumat (27/10/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kerabat dan tetangga Titik Katinengsih menyambut kedatangab jenazah Titik dengan duka cita.

Madiunpos.com, MADIUN — Jenazah Titik Katinengsih, 27, tiba di rumah duka di Jl. Singoludro RT 018/RW 005, Mejayan, Kabupaten Madiun, Jumat (27/10/2017) siang. Kedatangan wanita tenaga kerja (TKW) yang meninggal dunia di Malaysia itu disambut duka cita dan tangis keluarga serta tetangga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suami Titik Katinengsih, Roni Nasution, 25, terlihat sangat terpukul atas kepergian istri tercintanya itu. Roni sempat tak sadarkan diri saat melihat istrinya yang sudah tidak bernyawa.

Roni terus menerus menundukkan kepala sambil meneteskan air mata di depan peti berisi jasad istrinya. Roni juga terlihat terus menerus memeluk peti mati tersebut. Keluarga sempat membujuk Roni untuk melepas peti berisi jasad istrinya itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Tidak hanya Roni, orang tua Titik, Mariman, 42, dan Katini, 47, juga tak kuasa menahan air mata. Mereka tidak menyangka anak pertamanya itu pulang sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Titik adalah salah satu dari tujuh TKI yang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di Lebuh Utara Selatan, Pulau Penang, Malaysia, Selasa (24/10/2017) lalu. Saat itu, bus karyawan PT Sony yang mengangkut rombongan karyawan perusahaan itu ditabrak bus perusahaan PT Neksus.

Jenazah Titik diterbangkan dari Malaysia dan sampai di Bandara Adisucipto Yogyakarta sekitar pukul 06.40 WIB. Jenazah Titik diantarkan perwakilan BP3TKI Yogyakarta, staf Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia, Bantuan Hukum Indonesia dari Kementerian Luar Negeri, dan PT Adila Frescy Farindo Duta cabang Yogyakarta.

Adik Titik, Andi Saputro, 19, terus bersedih dan meneteskan air mata. Orang-orang di sekitarnya juga tampak mencoba menenangkan Andi yang telah kehilangan kakak semata wayangnya itu.

Ayah Titik, Marimun, mengaku tidak menyangka anaknya itu meninggal dunia di usia yang masih muda. Meski demikian, Marimun telah mengikhlaskan kepergian anaknya itu.

“Saya sangat sedih. Saya sudah mengikhlaskannya, ini kan musibah,” kata dia kepada Madiunpos.com.

Marimun menuturkan Titik merupakan anak yang baik dan rajin bekerja. Titik mengenyam pendidikan terakhir di SMK Bhakti Mejayan.

Sebelum menikah, Titik sempat menjadi TKI di Malaysia selama empat tahun. Setelah menikah, Titik tidak lagi menjadi TKI. Namun, sebulan yang lalu Titik kembali bekerja di Malaysia.

“Saya menasihati supaya tidak usah pergi ke Malaysia. Soalnya dia kan masih punya anak kecil. Namanya Naira Mauzara,” jelas dia.

Namun, tekad Titik begitu kuat itu sehingga nekat pergi ke Malaysia. Tujuannya memperbaiki perekonomian keluarga. Selama ini, suaminya yang juga menjadi buruh di Malaysia belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan hidup dia dan anaknya.

Titik bekerja di Malaysia juga dengan tujuan supaya lebih dekat dengan suaminya yang telah lebih dahulu bekerja di sana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya