SOLOPOS.COM - Es Gempol Pleret Kuliner Legend Solo yang Mulai Langka Triyono, adik dari TKI asal Jumantono yang ditemukan meninggal di Perairan Karimun, menunjukkan KTP korban, Supriyono, saat ditemui wartawan di rumah duka di Dukuh Bakaran, RT 001/RW 006, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono pada Selasa (30/3/2021). (Solopos.com/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Supriyono, 40, ditemukan meninggal dalam kondisi mengambang di Perairan Pangke, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, tubuh Supriyono ditemukan mengapung di Perairan Karimun pada Senin (29/3/2021) pagi waktu setempat. Anak buah kapal (ABK) tugboat atau kapal tunda yang sedang berlayar melihat tubuh manusia mengapung di perairan di depan salah satu perusahaan setempat. Mereka melaporkan hal itu kepada petugas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Berdiri Sejak 1990-an, Pos Lalu Lintas Pakis Klaten Mendadak Dibongkar

Kronologi

Petugas mengevakuasi jenazah tersebut dan menemukan sejumlah identitas, salah satunya kartu tanda penduduk (KTP). Berdasarkan KTP, jasad yang mengapung itu merupakan warga Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah bernama nama Supriyono. Korban merupakanTKI  asal Dukuh Bakaran, RT 001/RW 006, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono. Supriyono diduga menjadi korban kecelakaan speedboat di Perairan Karimun.

Solopos.com mengonfirmasi hal itu kepada adik korban, Triyono, 30. Dia membenarkan bahwa jenazah yang ditemukan di Perairan Karimun itu adalah kakaknya. Triyono mendapatkan kabar dari kakak ipar atau istri korban pada Minggu (28/3/2021) pagi. Saat itu, Triyono mengaku belum mendapatkan kepastian perihal kabar itu.

"Minggu pagi, istri kakak saya ke rumah kasih kabar kakak saya mengalami kecelakaan perahu di Perairan Karimun. Tapi belum ada kejelasan bagaimana nasib almarhum. Saya menghubungi kerabat di Tanjung Pinang untuk mencarikan informasi itu. Senin siang saya dapat kabar kalau almarhum ditemukan meninggal," kata dia saat berbincang dengan wartawan di rumah duka, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: Viral! Cewek Berhijab Maling Kosmetik di Toko Dekat UMS Solo

Dugaan Kecelakaan

Triyono mengaku tidak tahu detail kecelakaan yang mengakibatkan kakaknya meninggal. Dia tidak mengetahui rute kakaknya saat menumpang speedboat tersebut. Tetapi, Triyono menyampaikan kakaknya yang merupakan TKI asal Jumantono, Karanganyar itu pernah menempuh jalur laut menuju ke Malaysia.

Dia mengingat momen saat mengantar kakaknya ke Bandara Udara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo sekitar dua atau tiga pekan lalu.

"Saya mengantar ke bandara. Mau ke Malaysia untuk bekerja lagi. Saat itu sempat mampir makan di Klaten supaya dia tidak makan di bandara. Sepengetahuan saya langsung ke Malaysia karena selama ini begitu. Tetapi saya tidak tanya, tidak memastikan tujuan dia [naik pesawat] ke mana [langsung ke Malaysia atau transit]. Biasanya pas mengantar itu saya tanya," ujar Triyono.

Baca juga: Unik! Warga Wonogiri 22 Tahun Tinggal di Rumah Batu

Supriyono adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Menurut Triyono, kakaknya itu bekerja di perusahaan konstruksi di Malaysia sejak tahun 2000. Selama itu, korban sering bolak-balik Indonesia-Malaysia. Triyono mengingat kakaknya pernah bolak-balik dua kali dalam satu tahun.

"Terakhir pulang itu pas awal pandemi itu sudah di rumah. Garap [membangun] rumah saya itu. Terus dua minggu lalu itu kembali ke Malaysia. Saya tidak tahu detailnya karena tidak diajak pertimbangan," ungkapnya.

Triyono bercerita dirinya juga bekerja sebagai buruh konstruksi di Malaysia mulai 2010. Tetapi, dia hanya bertahan hingga tahun 2013. Setelah itu, Triyono memilih membuka usaha di kampung halaman. Dia mengaku tidak ada kenangan khusus dengan kakaknya sebelum mendapat kabar duka itu.

"Saya tidak dapat pesan apapun. Tetapi cerita kakak ipar [istri korban], kakak saya itu minta supaya mobilnya dicucikan. Ini belum saya cuci. Mobilnya ada di rumah saya. Rasanya trenyuh dengar kabar [kakak meninggal]," ungkapnya.

Baca juga: Suegeerr... 3 Es Legend di Solo Ini Wajib Banget Dicicipi

Jenazah

TKI asal Karanganyar itu meninggalkan seorang istri, Ating Hailing, 35, dan tiga orang anak berusia remaja hingga seusia taman kanak-kanak (TK). Hingga berita ini ditulis, pihak keluarga sedang menunggu kedatangan jenazah korban. Triyono menyampaikan jenazah kakaknya dipulangkan melalui jalur darat dari lokasi penemuan menuju Batam. Setelah itu dilanjutkan menggunakan jalur udara.

"Kabar terakhir [dari kerabat di sekitar lokasi kejadian], jenazah akan diusahakan dipulangkan melalui jalur udara. Kemungkinan nanti malam atau besok tiba [di rumah duka]. Rencana dimakamkan di TPU Bakaran."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya