SOLOPOS.COM - Proyek fisik yakni membuat jalan poros dan saluran irigasi yang dilintasi jalan tol Solo-Jogja mulai dilakukan di beberapa wilayah di Klaten. Pelaksana proyek jalan tol memastikan kawasan yang terdapat yoni tak bakal digusur maupun diuruk demi pembangunan jalan tol. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Tanah kas desa (TKD) tiga bidang di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Klaten, turut terdampak jalan tol Solo-Jogja. Saat mencari pengganti TKD yang diumumkan akhir 2021, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngawen kebanjiran tawaran dari warga desa setempat.

“Kami sudah mengumumkan ke warga bakal mencari pengganti TKD yang tiga bidang itu [TKD terdampak jalan tol Solo-Jogja]. Ternyata, sambutan masyarakat luar biasa. Desember 2021, pendaftar yang ingin menjual sawah ke pemdes sangat banyak. Ada 14 bidang [14 orang]. Mungkin, banyak yang sawahnya ingin dibeli dengan harga di atas rata-rata di tengah momentum pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja,” kata Kepala Desa (Kades) Ngawen, Shofik Ujiyanto, kepada Solopos.com, Selasa (11/1/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dia mengatakan jumlah lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di Desa Ngawen mencapai 126 bidang. Shofik Ujiyanto mengatakan TKD terdampak jalan tol Solo-Jogja di desanya bakal diganti tim pembebasan lahan jalan tol kurang lebih senilai Rp500.000 per meter persegi. Nantinya, nilai tersebut menjadi patokan panitia pengganti TKD di Desa Ngawen saat mencari sawah.

Baca Juga: West Bandits Bermarkas di Solo, Gading Marten Optimis ke Final IBL 2022

“Lokasi TKD kami itu di bagian tengah [jauh dari jalan utama desa]. Tanahnya juga gembur. Harga tersebut sudah di atas pasaran di Desa Ngawen, yakni senilai Rp300.000-Rp400.000 per meter persegi,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Pemdes Ngawen telah mengumunkan pendaftaran pengadaan TKD di desanya, 10 Desember 2021-23 Desember 2021. Sepanjang kurun waktu itu, panitia pengganti TKD telah mengantongi sawah yang akan diseleksi sebagai pengganti TKD, yakni berjumlah 14 bidang.

“Kriteria tanah pengganti TKD itu harus berlokasi di Ngawen, memiliki saluran irigasi yang lancar, tanah subur, dan akses jalan mudah. Dari 14 pendaftar itu sebagian besar tanahnya tergolong produktif. Jadi, kami akan diuntungkan dengan proyek jalan tol Solo-Jogja ini. Setidaknya pendapatan asli desa (PADesa) dari sewa TKD akan meningkat dari angka sekarang, yakni senilai Rp42 juta per tahun,” katanya.

Baca Juga: Hebat! Lima Jebolan Vita Solo Berlaga di Proliga

Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono,  mendorong setiap pemdes terdampak jalan tol Solo-Jogja di Klaten segera menggelar musyawarah desa (musdes) I. Dalam musdes I itu dibahas tentang pelepasan TKD.

“Yang terpenting pelepasan TKD didahulukan. Agar uang ganti rugi (UGR) segera cair. Setelah itu dibahas untuk mencari lahan pengganti,” katanya.

Di Klaten, lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja mencapai 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi. Luas tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

Baca Juga: Kritik Liga 1 di Bali, SOS: Jumpa Pers Pakai Tenda, seperti Tarkam

“TKD di Klaten yang sudah rampung itu di Desa Mendak, Kecamatan Delanggu,” kata Sulistiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya